Sukses

Kata Ilmuwan, Jatuh Cinta Itu Seperti Habis Gunakan Narkoba

Di beberapa negara, hari ini merupakan momen spesial untuk merayakan cinta, atau dikenal dengan Hari Valentine.

Liputan6.com, Jakarta Di beberapa negara, hari ini merupakan momen spesial untuk merayakan cinta atau dikenal dengan Hari Valentine. Bicara soal cinta, ada penelitian menarik yang mengungkap bahwa perasaan jatuh cinta mirip dengan efek penggunaan narkoba, khususnya kokain.

Studi yang dilakukan pada peneliti dari Universitas Syracuse, New York, ini dilakukan pada 2010 serta bekerja sama dengan ilmuwan lain di Virginia Barat dan Swiss.

"Saat jatuh cinta, 12 wilayah kerja otak bersamaan melepaskan hormon seperti dopamin, oksitosin, dan adrenalin," kata Profesor Syracuse Stephanie Ortigue yang memimpin penelitian ini.

Situs Health.com melaporkan, dopamin merupakan hormon yang berkaitan dengan kebahagiaan. Sedangkan oksitosin dikenal dengan hormon cinta yang berperan selama kehamilandan menyusui. Adrenalin inilah yang mungkin membuat seseorang bisa bahagia sekaligus energik bila menatap satu sama lain.

Uniknya, peneliti mencatat reaksi otak saat jatuh cinta hanya membutuhkan waktu sekitar seperlima detik. Maka itu pada 2012 responden bersama ilmuwan kembali meneliti untuk menilai perbedaan antara cinta, hasrat, seksual, atau nafsu.

Para peneliti di Concordia University di Kanada dengan tim di Swiss dan Amerika Serikat menilai hal tersebut dengan meminta peserta melihat gambar porno dan orang yang dicintai.

"Sebagian besar kami menemukan adanya hasrat seksual dan cinta yang tampaknya mempengaruhi dua bagian otak: insula dan striatum. Yang menarik, bagian otak ini juga aktif saat seseorang terpengaruh narkoba," ujar peneliti, seperti dilansir VOA, Selasa (14/2/2017).

Kendati demikian, peneliti mencatat proses kesenangan antara cinta dan narkoba ada di daerah otak yang berbeda. Karena ada beberapa hal yang memacu otak untuk bahagia seperti makanan, seks dan narkoba.

Jim Pfaus dari Concordia, penulis utama laporan studi mengatakan kepada Psychology Today bahwa sebenarnya cinta merupakan sebuah kebiasaan yang terbentuk dari hasrat seksual sebagai keinginan yang ingin dihargai. Ia bekerja dengan cara yang sama di otak seperti ketika orang menjadi kecanduan narkoba.

Jadi, jika Anda merasa kalau cinta adalah reaksi kimia yang rumit yang terjadi di otak, sebenarnya ini hal yang seksi.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.