Sukses

Temuan Awal Mengapa Autisme Sering Terjadi pada Anak Laki-Laki

Baik anak laki-laki maupun perempuan bisa saja mengidap autisme. Namun, paling sering terjadi pada anak laki-laki. Apa alasan sebenarnya?

Liputan6.com, Jakarta Bila melihat data, jumlah autisme pada anak laki-laki bisa dua sampai lima kali lipat dibandingk anak perempuan. Selama ini para ahli belum ada yang fokus mencari tahu penyebab hal ini bisa terjadi.

Namun, dalam laporan ilmiah terbaru, para peneliti mengungkapkan ada penjelasan yang mengarah kemungkinan lebih banyak anak laki-laki yang mengidap autisme dibanding perempuan.

Dalam laporan yang diterbitkan JAMA Psychiatry baru-baru ini, peneliti asal Jerman memiliki penjelasan awal terhadap perbedaan jumlah jenis kelamin pada anak dengan autisme.

Peneliti tersebut mencari keterkaitan autisme dengan struktur otak yakni pada ketebalan korteks seperti dikutip dari situs Time, Kamis (9/2/2017).

Para pakar saraf mengetahui terdapat perbedaan struktur otak pria dan wanita. Salah satunya mengenai ketebalan korteks. Ini adalah lapisan luar otak yang terdapat saraf-saraf di dalamnya, yang berfungsi terhadap memori, berpikir, bahasa, dan fungsi kognitif lainnya. Pria cenderung memiliki korteks lebih tipis, sementara wanita lebih tebal.

Berdasarkan dasar pengetahuan tersebut, profesor di bidang saraf asal Goethe University, Jerman, Christine Ecker melakukan studi dengan melakukan pemindaian MRI terhadap 98 orang dewasa tanpa autisme dan 98 orang dewasa dengan autisme.

Hasil dari pemindaian ini, semakin tipis korteks, tanpa melihat jenis kelamin, semakin ada kecenderungan orang tersebut memiliki autisme. Termasuk pada wanita yang memiliki korteks tipis.

"Asumsinya adalah otak laki-laki (yang cenderung memiliki korteks tipis) lebih rentan terhadap autisme. Lalu, pada wanita dengan autisme memiliki kecenderungan otak seperti pria," kata Ecker.

Namun Ecker menerangkan bahwa hasil dari analisis ini masih tahap awal. Hasil temuan ini masih belum pasti jelas. Ecker belum memastikan bahwa ketebalan korteks menyebabkan autisme.

Ecker berharap dalam penelitian selanjutnya ia bisa menginvestigasi perubahan fungsi perbendaan ketebalan korteks pada wanita dan pria untuk melihat hubungannya dengan autisme.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini