Sukses

Apa Kata Psikolog tentang Perilaku Donald Trump?

Para ahli kesehatan memperingatkan tanda-tanda klasik gangguan mental pada Presiden Amerika terpilih, Donald Trump

Liputan6.com, Jakarta Para ahli kesehatan memperingatkan tanda-tanda klasik masalah perilaku pada Presiden Amerika terpilih, Donald Trump, termasuk narsisme yang berbahaya atau dikenal dengan "malignant narcissism", sindrom psikologis yang terdiri dari campuran ekstrem narsisme, gangguan kepribadian antisosial, agresi, dan sadisme.

Seperti dilansir Independent, Selasa (31/7/2017), para psikolog mencatat ada beberapa gejala yang menunjukkan Trump demikian:

- Mengusir kelompok orang yang dipandang sebagai ancaman, termasuk imigran dan agama minoritas

- Merendahkan, mengejek dan merendahkan saingan serta kritikus

- Membina orang-orang kuat untuk merasa marah dan takut

- Menjanjikan untuk memecahkan masalah jika kita hanya percaya padanya

- Menciptakan sejarah tanpa melihat kebenaran serta tidak merasa perlu dalam persuasi rasional.

Pyschotherapist John D Gartner mengatakan pada US News dalam sebuah artikel, ia menyebut Trump cenderung tantrum temperamen. Ia pun menyebutnya "malignant narcissism".

Sementara itu dalam sebuah artikel di NY Daily News, psikolog klinis Dr Julie Futrell mengatakan, narsisme mengganggu kemampuannya untuk melihat kenyataan sehingga Anda sulit menggunakan logika untuk membujuk seseorang seperti itu.

"Sekalipun ada tiga juta perempuan berbaris (berdemonstrasi)? Dia tidak akan bergerak. Dia tidak akan peduli," katanya.

Seorang psikolog anonim juga mengatakan kepada NY Daily News bahwa Trump hanya melindungi dirinya dengan membangun egonya untuk menghancurkan orang lain.

Bulan lalu, tiga profesor psikiatri terkemuka menulis kepada Barack Obama mengungkapkan keprihatinan serius mereka atas stabilitas mental Trump.

Para profesor yang berasal dari Harvard Medical School dan University of California - mendesak pemimpin tersebut melakukan evaluasi neuropsikiatrik.

"Gejalanya sangat luas, termasuk ketidakstabilan mental, merasa benar, impulsif, hipersensitivitas terhadap penghinaan atau kritik, dan ketidakmampuan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan," tulis profesor tersebut.

American Psychiatric Association sendiri memiliki kategori yang didefinisikan sebagai memiliki Narcissistic Personality Disorder:

- Memiliki rasa percaya diri yang tinggi (misalnya, melebih-lebihkan prestasi dan bakat, mengharapkan diakui sebagai superior tanpa prestasi sepadan)

- Sibuk dengan fantasi kesuksesan tak terbatas, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta yang ideal

- Percaya bahwa ia orang yang unik dan hanya dapat dimengerti oleh, atau harus bergaul dengan orang-orang berstatus tinggi

- Membutuhkan sanjungan dan kekaguman berlebihan

- Interpersonal eksploitatif, yaitu, mengambil keuntungan dari orang lain untuk menyelesaikan masalah sendiri

- Kurang empati

- Sering iri pada orang lain atau percaya bahwa orang lain iri padanya

- Sombong atau angkuh

Meski demikian, beberapa ahli kesehatan mental berpendapat bahwa kita harus berhati-hati melontarkan diagnosis psikologis terhadap orang yang belum pernah ditemui. 

"Ini dianggap kurang etis atau tindakan yang kurang baik untuk mengomentasi hal-hal seperti ini jika Anda tidak pernah melakukan tes terhadap individu tersebut. Juga penting untuk diingat bahwa ada perbedaan antara gangguan kepribadian dengan penyakit mental," ujar Profesor Psikiatri dari University of Glasgow, Daniel Smith.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini