Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

5 Hal Buruk yang Bisa Terjadi pada Vagina Saat Tua

Seakan menjadi tua belum cukup buruk, kondisi vagina berikut ini bisa membuat Anda semakin tak menantikan saat-saat itu.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi tua adalah hal yang ditakutkan banyak wanita. Sayangnya, fakta-fakta tentang 

vagina

 berikut ini akan membuat menjadi tua semakin tak dinanti.

Bertambah usia, terlebih setelah melewati masa prima, memiliki kekurangan. Keriput, pencernaan yang makin melambut, dan pikun adalah beberapa hal yang membuat usia tua tergambar mengerikan.

Dan sekarang, para wanita harus menambahkan hal-hal mengerikan di bawah ini sebagai sesuatu yang harus mereka hadapi seiring pertambahan usia.

Melansir 

Women's Health

, Senin (16/01/2017), berikut hal buruk yang terjadi pada 

vagina

 saat tua:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Rahim bisa jatuh ke dalam vagina

Salah satu kondisi yang berhubungan dengan usia yang bisa terjadi adalah prolapse (alias jatuhnya rahim, kandung kemih, atau rektum ke dalam vagina), ujar Timothy Ryntz, M.D., asisten profesor klinis bidang bedah kebidanan dan urologi di Columbia University.

Untuk wanita dengan prolapse ringan, latihan kegel isa membantu. Sedangkan perawatan yang dibutuhkan, semuanya berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien. Namun salah satu pilihannya adalah dengan memakai pessary suportif untuk dimasukkan ke dalam vagina untuk menjaga organ-organ Anda tetap di tempatnya.

Pilihan lainnya adalah operasi, termasuk pembenahan cystocele (mengencangkan kandung kemih), rectocele (pengencangan rektum), dan hysterectomy (pengangkatan rahim dan juga serviks), ujar Alyssa Dweck, M.D., asisten profesor klinis di departemen kebidanan dan kandungan Mount Sinai School of Medicine dan salah satu penulis V is for Vagina.

3 dari 6 halaman

2. Vagina Anda benar-benar mulai terlihat menua

Ketika Anda menua, kulit akan kehilangan elastisitasnya, dan kerutan jadi makin terlihat jelas. Hal yang serupa akan terjadi di vagina. Estrogen membantu menjaga kulit kenyal dan elastis. Sayangnya, penurunan hormon karena bertambahnya usia berarti, elastisitas vagina juga akan berkurang.

Hal ini dikenal dengan nama vulvo-vaginal atrophy, atau VVR. Dinding vagina menipis dan bisa menjadi kering dan iritasi.

Senam kegel kemungkinannya tidak akan membantu, namun aktivitas yang mesimulasi dan merangsang area itu bisa membantu, seperti rangsangan seksual.

Dokter bisa jadi akan menyarankan pelembab vagina atau meresepkan salep estrogen atau obat minum.

4 dari 6 halaman

3. Rahim dan mulut vagina bisa menyusut

Sehubungan dengan menurunnya kadar estrogen, rahim Anda bisa berubah ukuran. "Ketika wanita bertambah tua, rahim biasanya mengecil," ujar May Hsieh Blanchard, M.D., deputi profesor di departemen kebidanan, kandungan, dan ilmu reproduktivitas University of Maryland School of Medicine.

Hal ini juga masuk akal karena Anda tak lagi berada pada usia produktif untuk mereproduksi.

Hal yang sama akan terjadi pada mulut vagina. "Semua lapisan akan menciut, terutama jika jarang digunakan," ujar Blanchard. Menurut laporan dari Harvard Medical School, penyusutan ini bisa berujung pada iritasi, kekeringan, dan terkadang inflamasi pada dinding vagina--kondisi yang disebut atrophic vagnitis.

Jika tidak diobati, atrophic vaginistis bisa menyebabkan pendarahan dan seks yang menyakitkan. Sehubungan hal itu, menjaga aktivitas seksual dalam jumlah cukup bisa mengurangi penyempitan--walaupun tidak ada info jelas seberapa sering Anda harus melakukannya.

"Hal itu harus dilakukan sesuai dengan apa yang membuat wanita dan pasangannya puas dan nyaman," lanjut Blanchard. Treatment estrogen juga bisa membantu.

5 dari 6 halaman

4. Kehilangan kemampuan mengontrol kandung kemih

Seiring berjalannya waktu, otot dan ligamen yang menopang dasar panggul mulai mengendor. Pada beberapa kasus, saluran kencing bisa berpindah mengikuti kandung kemih, yang bisa menyebabkan kebocoran.

Untuk incontinence yang berhubungan dengan tekanan--misalnya Anda mengeluarkan air seni ketika batuk atau bersin--operasi bisa jadi diperlukan. Namun, pengobatan non-operasi, seperti Kegels dan biofeedback (suatu monitor untuk menunjukkan kapan otot dasar panggul berkontraksi) bisa juga berguna.

Blanchard juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan pessary, yang bisa ditempatkan di dalam vagina untuk menopang leher kandung kemih.

6 dari 6 halaman

5. Lebih rentan terhadap infeksi saluran kencing

Infeksi saluran kencing bisa jadi lebih sering terjadi saat Anda tua, ujar Dweck. Hal ini karena lapisan area kelamin jadi lebih tipis. Infeksi saluran kencing yang tidak diobati bisa berujng pada infeksi ginjal, yang bisa berkembang menjadi infeksi sistemik.

Hal ini bisa menyebabkan perubahan tingkah laku, seperti kebingungan. Micro-abrasion kecil juga bisa terjadi yang berujung pada infeksi kandung kemih.

Apa yang bisa membantu? Jus cranberry, atau probiotik vaginal seperti RepHresh Pro-B dan vaginal estrogen bisa mencegahnya.

Sementara itu, Blanchard mengatakan, wanita bisa mengalami simtom infeksi saluran kencing (iritasi, beser, dan rasa terbakar saat buang air kecil) hanya karena penurunan kadar hormon dan berkurangnya elastisitas, dan bukannya karena infeksi sesungguhnya.

Jika hal ini yang terjadi, terapi estrogen bisa membantu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.