Sukses

Cuci Pakaian Dalam Secara Terpisah Mulai Sekarang, Ini Alasannya

Mencuci celana dalam bersama-sama dengan pakaian lainnya bisa menjadi penyebab menyebarnya infeksi. Ada 100 juta bakteri tersimpan di sana

Liputan6.com, Jakarta Selain memilah pakaian berdasarkan warna dan bahannya, Anda pun sebaiknya memisahkan pakaian dalam dari pakaian lainnya ketika mencuci baju.

Ini adalah aturan tak tertulis dalam mencuci pakaian. Namun terkadang aturan itu diabaikan dengan alasan keterbatasan waktu atau sekadar malas mengeluarkan sedikit lebih banyak waktu dan tenaga.

Padahal, mencuci pakaian dalam bersama-sama dengan pakaian lainnya bisa menjadi penyebab menyebarnya infeksi. Berikut alasan Anda perlu mencuci pakaian dalam secara terpisah, dikutip dari Times of India, Selasa (16/1/2017):

1. Pakaian dalam terpapar tinja

Peneliti menunjukkan bahwa pada rata-rata pakaian dalam terpapar sekitar sepersepuluh atau satu gram tinja dalam sehari.

Tentu Anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila pakaian dalam tersebut dicuci bercampur dengan pakaian dalam lainnya, bukan? Ada sekitar 100 juta E.coli dan Staphylococcus aureus di air.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Charles Gerba, profesor mikrobiologi di Universitas Arizona menyimpulkan bahwa mencuci satu potong pakaian dalam bersama pakaian lainnya bisa menyebarkan 100 juta E.coli ke dalam air. Dan bakteri ini akan terus menyebar ke pakaian lainnya.

2. Menggunakan air dingin

Hadirnya mesin cuci otomatis mempermudah kesibukan harian kita. Suhu ideal untuk mencuci pakaian semakin turun dan akan baik-baik bila kita mencucinya dalam suhu 15 derajat Celsius.

Sebetulnya suhu yang diperlukan untuk membunuh bakteri pada pakaian, utamanya pakaian dalam, minimum 40 derajat Celsius.

Mencuci pakaian dalam secara terpisah menggunakan air hangat jadi sangat penting, terutama bila air yang biasa Anda gunakan tidak terlalu bersih. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada bayi dan manula di rumah

3. Ada bayi dan manula dalam rumah Anda

Bayi dan manula memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan dibandingkan individu usia remaja dan dewasa muda. Bayi dan manula lebih mudah terkena infeksi sehingga Anda perlu berhati-hati mencuci pakaian.

Peneliti bahkan merekomendasikan untuk meningkatkan suhu air hingga 60 derajat Celsius bila ada anggota keluarga yang. Suhu tersebut memudahkan bakteri musnah.

4. Tercampur dengan perkakas dapur

Dapur seringkali jadi bagian rumah yang amat diperhatikan kebersihannya. Dan lap dapur merupakan perkakas penting yang wajib ada. Sayangnya lap dapur kerap masuk ke keranjang pakaian kotor yang sama dengan pakaian lainnya, termasuk pakaian dalam.

Bila lap dapur tidak dipisahkan dari pakaian dalam, lap dapur bisa terpapar bakteri Staphilococcus aureus dan E.coli. Bakteri tersebut kemudian menyebar ke perkakas dapur lainnya.

5. Deterjen bukan solusinya

Sebagian dari kita mengandalkan deterjen yang kuat untuk membersihkan pakaian. Tapi suhu serta bagaimana deterjen itu dibuat seringkali luput dari perhatian kita. Anda perlu menggunakan deterjen dengan pemutih jika tak menggunakan air panas untuk mencuci.

Bila kemungkinan untuk terpapar infeksi sangat besar, Anda perlu menggunakan suhu air yang tepat dan deterjen dengan pemutih. Anda juga bisa menggunakan disinfektan pakaian bial menggunakan air dengan suhu agak dingin.

6. Menggunakan deterjen cair

Deterjen cair tak mengandung zat pemutih sehingga tak cukup untuk membersihkan pakaian dalam dan pakaian kotor lainnya. Alasannya, pemutih pakaianlah yang membersihkan baju dari bakteri penyebab infeksi. Sementara deterjen bubuk lebih sering mengandung pemutih pakaian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini