Sukses

Kenali 4 Jenis Cacing yang Bikin Anak Cacingan

Cacingan bisa membahayakan kesehatan anak mulai dari kondisi gizi hingga anemia.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit kecacingan yang biasa masyarakat sebut cacingan masih menjadi masalah di negara-negara tropis. Di Indonesia sendiri, prevalensi kecacingan pada anak sekitar 28 persen berdasarkan data Kementerian Kesehatan. Anak-anak yang terinfeksi cacing bisa terancam kesehatannya.

Kecacingan bisa mempengaruhi status gizi, proses tumbuh kembang dan merusak kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi. Selain itu kasus-kasus malnutrisi, stunting, dan anemia juga bisa karena kecacingan, seperti mengutip data dari laman depkes.go.id, Senin (16/1/2017).

Diantara jenis cacing yang ada, berikut empat jenis cacing yang membuat cacingan seperti disampaikan dokter spesialis anak Sri Kusumo Amdani dalam acara 'Gerakan Waspada Cacingan' beberapa saat lalu. Apa saja?

1. Cacing kremi

Jenis cacing ini yang paling populer dibandingkan jenis cacing yang menginfeksi anak-anak lainnya. Biasanya anak-anak yang terkena cacing ini disebut 'kremian'.

Dalam bahasa latin cacing kremi bernama Enterobius vermicularis. Ukurannya kecil sekali. Cacing kremi jantan ukurannya 2-5 mm dan betina sekitar 8-13 mm dengan warna putih seperti parutan kelapa.

Gambar terkait

Meski ukurannya kecil, kemampuan cacing bertahan hidup pada pakaian, mainan dan tempat tidur hingga tiga minggu. Sehingga tak heran cacing kremi sangat mudah menular.

Jika ada satu keluarga terinfeksi, anggota keluarga lain akan tertular. Misalnya saat cacingan, duburnya akan gatal lalu digaruk. Telur cacing tersebut akan jatuh ke sprei sehingga akan mudah tertular terlebih jika sprei jarang dibersihkan.

Selain itu perkembangbiakan cacing ini juga cepat. Satu ekor cacing kremi bertelur sekitar 11.000-15.000 butir setiap enam jam sekali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cacing tambang

2. Cacing tambang

Cacing yang satu ini memilik panjang sekitar 1 cm. Anak-anak yang bermain di tanah tanpa alas kaki, bisa terinfeksi cacing tambang. Larva cacing tambang mampu masuk ke dalam tubuh lewat pori-pori kulit lalu masuk ke aliran darah. Kemudian menuju jantung, paru-paru kemudian usus halus.

Terdapat dua jenis cacing tambang yakni Necator americanus (kiri) dan Ancylostoma duodenale

Cacing yang satu ini mampu menggigit usus sehingga bisa menghisap darah yang jumlahnya lebih banyak dibanding cacing cambuk. Tak heran anak yang terinfeksi cacing tambang dalam waktu lama timbul gejala anemia.

3 dari 4 halaman

Cacing gelang

3. Cacing gelang

Dibandingkan keempat jenis cacing lain, cacing gelang termasuk panjang. Cacing gelang jantan dewasa berukuran 10-30 cm, sementara betina sekitar 22-35 cm.
Cacing gelang masuk ke tubuh anak lewat telur cacing yang ada di makanan atau minuman atau kuku tangan yang tersimpan telur cacing.

 Ascaris lumbricoides alias cacing gelang (Foto: mjdrdypu.org)

Cacing bernama latin Ascaris lumbricoides ini hidupnya di usus halus kemudian menyerap sari-sari makanan yang ada di dalamnya. Lalu, cacing ini bisa jalan-jalan ke paru-paru sehingga menyebabkan anak batuk-batuk. Setiap hari cacing ini mampu bertelur sekitar 200.000 ekor per hari.

4 dari 4 halaman

Cacing cambuk

4. Cacing cambuk

Cacing bernama latin Trichuris trichiura ini memiliki panjang sekitar 4-5 cm. Setiap hari cacing ini mampu bertelur hingga 10.000 telur per hari.

Cacing ini hidup di usus besar lalu saat jadi cacing dewasa akan menempel di dinding usus halus dan menghisap darah. Biasanya akan menimbulkan sakit perut, nafsu makan berkurang, dan anemia.

 

 Cacing cambuk mampu menghisap darah yang sebabkan anak menjadi anemia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini