Sukses

Botox Sebagai Obat Antidepresan Bikin Orang Lebih Bahagia?

Botox sebagai obat antidepresan ternyata mampu membuat orang lebih bahagia.

Liputan6.com, Jakarta Senyawa aktif dalam Botox, yang disebut Botulinum A merupakan neurotoksin (jenis racun yang menyerang saraf), yang ditemukan pada abad ke-19 tatkala orang keracunan makan sosis. Meskipun dianggap sebagai penyebab berbagai penyakit dan kematian pada waktu itu, ketika senyawa itu digunakan dengan benar maka bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Botox pertama kali digunakan melumpuhkan ujung saraf sehingga kerutan akan hilang, terutama bagi orang yang lanjut usia. Setelah Botox begitu populer di kalangan selebrita, Botox menjadi obat yang dipakai untuk publik luas.

Botox memiliki beberapa efek samping yang serius dan komplikasi, seperti kelumpuhan diafragma dan otot, yang membantu gerakan naik-turun paru-paru untuk bernapas. Namun, komplikasi ini jarang terjadi, menurut laman The Inquisitr, Senin (9/1/2017).

Di sisi lain, Botox membantu mengobati sakit kepala migrain, yang memengaruhi sekitar 10 persen dari populasi di Amerika Serikat sehingga berakibat produktivitas kerja karyawan menurun. Ketika pasien diberi pengobatan dengan Botox, mereka mengaku merasa lebih bahagia. Suasana hati lebih baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebagai obat antidepresan

Sebagai obat antidepresan

Jason S Reichenberg, MD, direktur dermatologi University of Texas-Austin menemukan korelasi antara Botox dan depresi.

Depresi klinis adalah gangguan suasana hati yang melumpuhkan. Untuk mengobati depresi biasanya pasien minum obat antidepresan dan menjalani psikoterapi. Namun, beberapa pasien juga menggunakan Botox dalam pengobatannya.

Dalam uji klinis, Jason menemukan, pasien yang telah disuntik Botox untuk alasan kecantikan mengakui, gejala depresi mereka menurun 42 persen dibanding menggunakan obat plasebo, yang hanya menunjukkan penurunan depresi 15 persen.

Penelitian yang dirancang Jason menilai, Botox bisa menjadi obat pertama sebagai obat antidepresan. Pada umumnya depresi yang diobati pakai Botox menurun sekitar 40 persen.

Botox dapat dikombinasikan dengan terapi lain, seperti antidepresan, konseling, terapi cahaya, dan sejumlah terapi homeopati. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk melihat efek manjur Botox dengan terapi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini