Sukses

Seperti Apa Gejala dan Cara Mengatasi Klaustrofobia?

Berikut beberapa metode yang umumnya diterapkan untuk mengatasi klaustrofobia

Liputan6.com, Jakarta Klaustrofobia merupakan gangguan kecemasan yang dipicu oleh kondisi berada dalam ruang sempit atau memikirkan terjebak dalam ruang sempit. Penderitanya mengalami kecemasan yang membuatnya tak dapat bernapas dengan baik, kekurangan oksigen, serta kekhawatiran terperangkap dalam ruang tersebut.

Menurut NYU Langone Medical Center, klaustrofobia biasanya berkembang akibat trauma masa kecil atau remaja.

Ketika kecemasan mencapai level tertentu, berikut gejala klaustrofobia yang mungkin muncul:
- berkeringat
- detak jantung semakin cepat
- tekanan darah meningkat
- pusing
- mulut kering
- hiperventilasi atau napas berlebih
- hot flashes
- gemetar
- serasa ada banyak kupu-kupu di perut
- kedinginan
- serangan panik
- kepala menjadi ringan
- sesak napas
- pingsan
- sakit kepala
- mati rasa
- takut akan kejahatan atau penyakit
- sensasi tercekik
- dada terasa sesak atau terkadang sakit
- tiba-tiba ingin buang air
- disorientasi atau bingung

Kecemasan yang muncul tidak selalu dipicu oleh ruang sempit melainkan ketakutan terhadap apa yang akan terjadi bila orang tersebut terjebak di dalam ruangan tersebut--di luar takut kehabisan udara.

Untuk memastikan seseorang memiliki klaustrofobia diperlukan diagnosis oleh psikolog atau psikiater. Setelah diagnosis dilakukan, psikolog akan merekomendasikan satu atau beberapa metode untuk membantu pasien mengatasi ketakutannya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara mengatasi klaustrofobia

Berikut beberapa metode yang umumnya diterapkan untuk mengatasi klaustrofobia, dilansir dari laman Medical News Today, Kamis (29/12/2016):

1. CBT (Cognitivie Behavioral Therapy)

Metode pengobatan gangguan kecemasan ini cukup populer. Tujuan CBT adalah untuk melatih pikiran pasien untuk tidak lagi merasa terancam oleh tempat yang mereka takuti. Salah satu caranya dengan perlahan membiasakan pasien pada tempat sempit dan membantu mereka menghadapi ketakutan dan kecemasan yang muncul.

2. Terapi obat

Ini adalah bentuk terapi yang bisa membantu mengatur gejala kecemasan, namun tidak langsung mengatasi masalah sesungguhnya. Tenaga kesehatan profesional mungkin akan menggunakan terapi obat jika metode lainnya tidak memberi hasil yang memuaskan.

3. Latihan relaksasi

Menghirup napas panjang, meditasi, dan melakukan latihan relaksasi otot efektif mengatasi pikiran negatif dan kecemasan.

4. Pengobatan alami/alternatif

Selain metode yang telah disebutkan, ada pula beberapa produk alami dan obat-obatan rumahan (homeopathic) yang menurut beberapa pasien membantu mereka mengatasi panik dan cemas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini