Sukses

Pembunuhan Pulomas Bisa Picu Klaustrofobia?

Klaustrofobia terbagi menjadi 3 jenis utama dan setiap korban pembunuhan sadis di Pulomas sangat mungkin merasakan semuanya.

Liputan6.com, Jakarta Peristiwa pembunuhan Pulomas yang memilukan karena menimpa 11 penghuni sebuah rumah di Pulomas baru-baru ini tentunya masih menjadi sorotan publik. Mereka disekap dan dikunci di dalam kamar mandi berukuran 2 x 1 meter oleh beberapa orang tak dikenal selama 17 jam hingga mengakibatkan kematian 6 orang, diduga kehabisan oksigen.

Ketakutan yang sangat mungkin dirasakan oleh para korban adalah ketakutan yang juga sangat mungkin dirasakan oleh penderita klaustrofobia--perasaan takut atau kecemasan luar biasa terhadap ruangan tertutup berukuran kecil.

Perasaan takut atau cemas yang dialami para penderita klaustrofobia umumnya bukanlah ruangannya, tetapi konsekuensi negatif jika berada di dalam ruangan tersebut.

Klaustrofobia tergolong menjadi tiga jenis utama berdasarkan konsekuensi negatif yang ada di pikiran masing-masing penderita. Setiap korban pembunuhan sadis Pulomas sangat mungkin mengalami salah satu dari jenis tersebut ketika situasi tragis menimpa dirinya hari Senin hingga Selasa kemarin.

Berikut tiga jenis klaustrofobia sesuai konsekuensi negatif tersebut, mengutip laman Live Strong, Rabu (28/12/2016).

Entrapment (Perasaan terjebak)

Penderita klaustrofobia jenis ini adalah mereka yang takut berada di suatu tempat yang dianggapnya kecil atau membuatnya merasa terjebak. Tempat-tempat yang menjadi sumber ketakutan mereka diantaranya adalah di dalam mobil, kereta api, pesawat terbang, lift, kamar kecil, gudang, gua, terowongan dan masih banyak lagi.

Tempat itu tidak perlu berukuran kecil untuk membuatnya merasa terjebak, namun yang dianggap kecil di kepalanya cukup untuk membuatnya tidak nyaman berada di suatu tempat. Ini sangat mungkin dirasakan para korban pembunuhan Pulomas ketika 11 orang dimasukkan ke dalam kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.


Restriction (Merasa gerakan terbatas)

Penderita klaustrofobia jenis ini takut akan kondisi-kondisi di mana ia merasa gerakan tubuhnya terbatasi. Tidak harus lokasi, bisa sekedar kondisi saja. Contohnya ketika naik wahana roller coaster, atau ketika mengenakan gips setelah patah tulang, mereka merasa tidak nyaman karena tidak bisa bergerak dan merasakan kebebasan untuk melakukannya sesuai keinginan hati. Ini juga sangat mungkin dirasakan para korban Pulomas lantaran ruangan yang kecil membuat setiap dari mereka susah bergerak.

Suffocation (Perasaan tercekik/sesak napas)

Penderita klaustrofobia jenis ini takut akan keduanya, lokasi dan kondisi di mana ia merasa udaranya sangat minim atau oksigennya kurang. Mereka berpikiran bahwa di ruangan atau tempat tersebut mereka terjebak dan persediaan oksigen terbatas. Mereka pun akhirnya takut mati lemas dan pengaturan napas tak beraturan, membuatnya jauh lebih sesak padahal itu semua buatan kepalanya. Mereka yang menderita jenis ini biasanya tidak berani diving atau menyelam karena percaya bahwa oksigen di dalam air yang didapatnya dari masker menyelam terbatas.

Kendati demikian, Anda perlu tahu bahwa klaustrofobia juga bisa terjadi bukan hanya bila suatu kondisi tertentu dialami oleh diri sendiri melainkan jika Anda pernah melihat kejadian seperti itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.