Sukses

Keistimewaan ASI yang Tak Dimiliki Hewan Mamalia

Air susu yang diproduksi oleh manusia jauh lebih spesial dibandingkan yang dihasilkan oleh hewan menyusui. Cek penjelasannya disini.

Liputan6.com, Jakarta Air susu ibu (ASI) adalah cairan paling pertama yang mengalir ke dalam tubuh manusia ketika ia dilahirkan. Hal tersebut tentunya membuat ASI begitu spesial dan pasalnya menjadi salah satu bentuk kasih sayang yang terjalin antara sang ibu dan bayi.

Tidak hanya itu saja, air susu yang keluar dari payudara sang ibu juga memiliki keunikan lain yang membuatnya lebih unggul dibandingkan air susu dari hewan mamalia lainnya.

Melansir Daily Mail, Selasa (27/12/2016), air susu yang diproduksi oleh manusia ternyata kandungan gulanya tujuh kali lebih banyak daripada hewan mamalia menyusui.

Hal tersebut dikemukakan oleh sejumlah ilmuwan yang telah berhasil melancarkan sebuah penelitian terhadap ASI atau susu yang dihasilkan oleh manusia.

Mereka menemukan, air susu yang dihasilkan oleh manusia mengandung lebih dari 200 senyawa gula, sementara sapi dan tikus hanya mampu memproduksi sebanyak 30 hingga 50 jenis senyawa gula.

Mereka kemudian berpendapat bahwa, kandungan gula yang jumlah senyawanya mencapai ratusan itu memainkan peran yang sangat besar dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh sang bayi sekaligus menyeimbangkan kadar bakteri sehat dalam perutnya.

“Ketika bayi dilahirkan, tentunya segala organ dalam tubuhnya masih rapuh, tak bisa mencerna gula yang masuk ke dalam tubuhnya. Disinilah peran air susu yang diberikan oleh sang ibu—mengolah molekul gula tersebut dengan bakteri sehat yang dibawakan melalui cairan ASI,” ungkap Thierry Hennet, seorang profesor di Zurich University.

Hennet lanjut menjelaskan, “ASI kaya akan zat antibodi serta molekul yang mampu menghambat perkembangan bakteri jahat dan pada saat yang bersamaan memicu aktivitas sel darah putih.”

Jadi, air susu yang diberikan oleh sang ibu kepada bayinya adalah sumber nutrisi, vitamin serta bakteri sehat yang membantunya agar lebih kebal terhadap bakteri jahat dan hal serupa lainnya.  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.