Sukses

Obat Masih Jadi Keluhan Pasien di Era JKN

Obat masih jadi aspek keluhan terbesar dari peserta JKN karena kompleksitas jalur distribusi yang panjang.

Liputan6.com, Jakarta Satu keluhan yang masih disuarakan oleh kebanyakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sampai hari ini adalah masalah dalam membayar obat.

Khususnya di fasilitas pelayanan primer, banyak pasien yang mengeluhkan dan merasa rugi karena harus mengeluarkan biaya sendiri untuk membayar obat karena obat yang diinginkan tidak ditanggung oleh JKN.

Hal ini disampaikan Guru Besar Bidang Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Prof dr Hasbullah Thabrany MPH DrPH di diskusi Kaleidoskop Hasil Studi CHEPS UI mengenai Pelayanan Obat di Era JKN pada Kamis (22/12/2016)

"Obat masih jadi aspek keluhan terbesar dari peserta JKN karena kompleksitas jalur distribusi untuk sampai ke pasien itu panjang," kata Hasbullah.

Hal ini terjadi lantaran jalur pengadaan obat harus melalui proses yang bertahap. Mulai dari industri farmasi, peserta tender, Kementerian Kesehatan, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dokter, instalasi farmasi, dan supplier.

Sementara, lanjut Hasbullah, pasien tidak mengetahui dan tidak mengerti bagaimana keadaan di lapangan.

"Kenapa juga banyak keluhannya karena obat ini kan fast moving dan obat juga ada bagiannya seperti obat orphaned, obat yang penggunanya sedikit, atau obat yang dikonsumsi ibu hamil itu semua obat yang jumlahnya sedikit kalau di tender," ujar dia.

Menurut Hasbullah masalah yang terjadi pada Era JKN tidak bisa dihindari karena Indonesia masuk ke dalam era baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.