Sukses

Kenali Penyakit Tidur 'Sleeping Beauty' pada Remaja Laki-Laki

Penyakit kelamaan tidur atau yang kerap disebut Sleeping Beauty Syndrome menyerang, khususnya pada remaja laki-laki.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu hal penting yang patut dilakukan manusia dalam kesehariannya adalah tidur. Setelah seharian beraktivitas dan membuat semua organ bekerja sampai titik maksimal, tubuh memerlukan waktu istirahat yang cukup.

Seperti dimuat dalam situs Sleepdex, Rabu (21/12/2016), durasi normal tidur orang dewasa adalah 7 hingga 7,5 jam, remaja kurang lebih 9 jam, dan anak kecil sekitar 16 jam.

Kekurangan tidur sangat tidak disarankan lantaran berdampak buruk berkepanjangan pada kesehatan manusia secara menyeluruh.

Namun, terlampau lama tidur juga sangat tidak disarankan. Sleeping Beauty Syndrome atau yang secara resmi disebut sindrom Kleine-Levin (KLS) merupakan gangguan langka pada saraf yang membuat seseorang tidur terlalu lama.

Memang sering disebut Sleeping Beauty Syndrome, tapi penyakit tersebut lebih sering menyerang remaja laki-laki. Bahkan menurut National Institutes of Health, 70 persen remaja laki-laki terkena dampak buruk dari sindrom tersebut.

Dampaknya termasuk perubahan sikap atau perilaku berupa kelalaian, kebingungan, kehilangan keseimbangan dan tubuh menjadi terkulai lemas sepanjang hari.

Kondisi ini bisa menimpa seorang remaja lak-laki selama berhari-hari. Lalu, seperti dilansir dari laman Psychology Today, beberapa kasus menunjukkan sindrom tidur ini dapat menghambat dan menurunkan secara drastis dorongan untuk melakukan seks pada remaja laki-laki tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.