Sukses

Berhenti Merokok Kurangi Risiko Kematian

Berhenti merokok pada usia 30-an tahun dan 60-an tahun akan mengurangi risiko kematian.

Liputan6.com, Amerika Serikat Perokok dapat memperpanjang hidup dengan berhenti merokok. Penelitian juga mengemukakan, berhenti merokok pada usia 60-an dianggap tidak masalah. Bahkan sebuah studi terbaru menegaskan, tidak pernah terlambat untuk berhenti merokok.

Semakin lama Anda beranggapan dengan pemikiran tidak mungkin bisa berhenti merokok dan putus asa, harapan hidup Anda cenderung menurun.

Para ilmuwan menemukan, perokok berusia 70 dan tidak mampu berhenti merokok berisiko meninggal selama periode enam tahun ke depan.

Titik usia berhenti merokok antara 30 tahun dan 69 tahun dinilai mengurangi risiko kematian. Sebanyak 33,1 persen dari perokok yang tidak berhenti merokok meninggal.

Para perokok yang berhenti berisiko meninggal terjadi pada kelompok usia 30-an tahun sebanyak 16,2 persen, usia 40-an tahun sebanyak 19,7 persen, usia 50-an tahun sebanyak 23,9 persen, dan usia 60-an tahun sebanyak 27,9 persen.

Para peneliti Amerika Serikat meninjau data, lebih dari 160 ribu pria dan wanita berpartisipasi dalam studi NIH-AARP (National Cancer Institute of the National Institutes of Health).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peningkatan risiko kematian

Peningkatan risiko kematian

Peneliti Sarah Nash, dari National Cancer Institute (NIH) di Bethesda, AS, mengatakan, risiko kematian meningkat akibat merokok pada usia yang lebih muda dan orang-orang yang berusia 70-an.

Oleh karena itu, edukasi bahaya merokok pada usia muda dan lansia sebaiknya harus ditingkatkan. Mereka memerlukan  pengetahuan, merokok akan berisiko kematian, terutama jika mereka tidak bisa berhenti merokok.

"Selain itu, mantan perokok berkurang risiko kematian setelah mencapai usia 70 dan mereka yang berhenti di usia 60-an akan hidup lebih lama. Hal ini menunjukkan, berhenti merokok harus ditekankan kepada semua perokok tanpa memandang usia," jelas Sarah, yang dikutip dari New Scientist, Selasa (20/12/2016).

Dari total populasi penelitian, hampir 16 persen meninggal selama menjalani upaya berhenti merokok. Hampir 56 persen sudah berhenti merokok dan 6 persen masih menjadi perokok aktif saat ini. Penelitian juga mengemukakan, pria lebih banyak merokok sejak usia muda dibanding wanita.

Penyebab kematian akibat rokok berupa kerusakan paru-paru, kandung kemih, usus, hati, pankreas dan kanker lambung, penyakit jantung, stroke, diabetes, serta kondisi pernapasan (pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronik).

Temuan yang dilaporkan dalam American Journal of Preventive Medicine pada Oktober 2016 mengungkapkan, tiap 50 rokok dapat menyebabkan munculnya satu mutasi DNA di sel paru-paru, yang akan membahayakan paru-paru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini