Sukses

Mana yang Baik, Keramas Setiap Hari atau Jarang-jarang?

Liputan6.com, Jakarta Ada kalanya keramas itu hal yang malas dilakukan. Namun, kita harus cepat-cepat mengusir rasa malas itu. Jangan sampai lebih dari berhari-hari hingga seminggu tidak keramas.

Sebab, membiarkan keringat, debu, dan minyak alami menumpuk di kulit kepala, membuat jamur tumbuh berlebih.

"Saat jamur tumbuh berlebih di kulit kepala, bisa menyebabkan peradangan. Sehingga kulit kepala jadi kemerahan, gatal, bahkan borok," kata Dermatolog asal Mount Sinai Medical Center, New York, Joshua Zeichner.

Pada hari-hari biasa meski keramas, jamur juga hadir di kulit kepala tapi tidak banyak. Biasanya jamur tersebut berjenis malassezia yang juga biasa hadir di kulit kepala semua orang, seperti dikatakan Zeichner, dikutip dari situs Glamour, pada Minggu (11/12/2016)

Rasa gatal yang muncul saat tidak keramas berhari-hari, bisa juga karena terlalu banyak minyak alami di kulit kepala. Sehingga memunculkan rasa tidak nyaman. Menggaruk-garuk kulit kepala pun dilakukan.

Lalu, baiknya berapa hari sekali keramas? Para pakar mengatakan, umumnya sekitar dua hari sekali. Hal ini akan membuat rambut Anda tidak terlalu sering terkena sampo, yang mungkin akan menghilangkan kelembaban alami rambut Anda.

Sementara itu, bila mobilitas cukup tinggi, misalnya bekerja di luar ruangan atau usai berolahraga, disarankan keramas setiap hari. Ini akan membantu membersihkan debu dan keringat berlebih di kulit kepala dan rambut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini