Sukses

Langkah Melania Trump Berantas Cyberbullying pada Remaja

Istri dari Presiden AS Donald Trump, Melania sempat menuturkan bahwa dirinya akan memberantas cyberbullying selama suaminya menjabat.

Liputan6.com, Washington D.C- Istri dari Presiden AS Donald Trump, Melania Trump, sempat mengatakan akan membantu memberantas cyberbullying di kalangan remaja selama sang suami menjabat sebagai orang nomor 1 di negeri Paman Sam.

"Saya akan berusaha sekeras mungkin, memperbaiki kultur media sosial yang kini sudah menjadi sangat negatif dampaknya bagi setiap anak di negeri ini," kata Melania Trump usai merayakan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45 seperti dikutip dari situs CNN pada Jumat (9/12/2016)

Penggunaan istilah cyberbullying untuk menggambarkan penindasan yang kerap terjadi di dunia maya. Jumlah korban dan pelaku cyberbullying semakin banyak, serta sudah menjadi tren di kalangan para remaja.

Empower the Bystander

Hal pertama yang bakal dilakukan Melania Trump adalah memberikan dukungan kepada individu yang menjadi target cyberbullying. Tindakan yang disebut dengan Empower the Bystander merupakan cara yang harus diterapkan oleh orang terdekat dari korban cyberbullying.

Ketika korban diejek di sosial media, baik Facebook, Twitter, Instagram, maupun Youtube, harus menonaktifkan kolom komentar agar terhindar dari sakit hati.

Sebaiknya, lanjut Melania Trump, orang terdekat tidak membalas pelaku cyberbullying karena perilaku itu hanya akan mendukung bullying lebih jauh, mengiyakan metodenya, dan membuat tren negatif itu terus berputar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Power of the Positive

Cara kedua adalah untuk memancarkan jiwa positif setiap orang di dunia maya secara perlahan dan menunjukannya pada mereka yang telah menjadi korban para cyberbullies. Ini merupakan peran yang patut dijalankan oleh semua orang yang aktif menggunakan sosial media.

Caranya adalah memposting respon positif ketika ada orang lain yang sedang oleh para cyberbullies. Contohnya, ketika korban mengunggah foto dan banyak komen negatif dibawahnya, yang harus dilakukan adalah menulis komentar positif untuk membuat dirinya lebih percaya diri.

Tidak perlu berbohong atau mengatakan suatu hal yang bersifat melawan komentator lain, cukup mencari sisi positif dari foto tersebut, soal kesuksesannya, kepercayadiriannya, pemandangannya, dan hal-hal menarik lainnya yang terpampang dalam foto atau video yang telah menyebar di media sosial tersebut.

Dengan begitu, para korban cyberbullying bisa sadar bahwa tidak semua orang berpikir negatif tentangnya atau apa yang ia kenakan dan lakukan. Para korban perlu tahu bahwa mereka bisa bantu satu sama lain yang merasakan hal sama dari cyberbullying, kemudian mendapatkan dukungan dari orang lain di belahan dunia lainnya.

Social-emotional Learning

Perlu disadari bahwa alasan utama terjadinya cyberbullying adalah anak-anak jaman sekarang terlalu cepat berkomunikasi mengandalkan teknologi di mana hubungan mereka lebih erat dengan layar dibandingkan dengan manusia.

Hal ini tentunya menimbulkan sikap acuh tak acuh pada perasaan orang lain dan ketika merasa iri terhadap orang lain yang ia nilai lebih baik darinya, baik dari segi fisik maupun kemampuan, mereka cenderung akan berusaha mematahkan semangat orang tersebut melalui dunia maya.

Ini dikarenakan mereka sadar mereka tidak akan bisa menandingi si korban di kehidupan nyata dan media sosial dijadikan instrumen yang tepat dan spesial untuk mengutarakan ketidaksukaannya.

Jadi, langkah tepat adalah untuk membuat anak-anak hingga usia remaja untuk lebih peka terhadap hal-hal yang bersifat emosional, terutama saat diadopsikan dalam dunia bersosialisasi.

Ini adalah langkah yang harus diterapkan orangtua, pihak sekolah dan institusi terkait lainnya. Atur waktu penggunaan media sosial dan perangkat teknologi yang mewadahi situsnya.

Perbanyak program penyuluhan yang bisa membuat mereka lebih menyatu pada kehidupan nyata dan tidak terperangkap sepenuhnya pada dunia maya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini