Sukses

Studi: Orang Kreatif Lebih Mungkin Bipolar

Studi menunjukkan orang dengan gangguan bipolar cenderung sangat kreatif.

Liputan6.com, Jakarta Ketika didiagnosis dokter bahwa Anda memiliki gangguan bipolar, mungkin hal ini terdengar tak menyenangkan. Namun, tahukah Anda, banyak orang dengan gangguan ini cenderung sangat kreatif?

Beberapa studi terbaru menunjukkan, orang yang secara genetik cenderung memiliki gangguan bipolar lebih mungkin untuk menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak bipolar. Khususnya di bidang seni, di mana kemampuan verbal yang kuat sangat membantu.

Penderita bipolar, seperti Demi Lovato, menurut studi cenderung sangat kreatif.

Beberapa orang tersebut termasuk aktris dan penyanyi Demi Lovato, aktor laga Jean-Claude Van Damme, pelukis Vincent Van Gogh, dan musikus Kurt Cobain, seperti dilansir dari Healthline, Rabu (7/12/2016).

Dalam satu studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Psychiatry Open, para peneliti meneliti IQ dari hampir 2.000 anak-anak usia 8 tahun, lalu mereka dinilai lagi saat usianya sudah 22 atau 23 tahun untuk melihat sifat manik (salah satu fase bipolar).

Para peneliti menemukan, peserta yang memiliki IQ tinggi saat mereka masih anak-anak terkait dengan gejala-gejala bipolar di kemudian hari. Untuk alasan ini, para peneliti percaya fitur genetik yang terkait dengan gangguan bipolar dapat menghasilkan sifat yang menguntungkan.

“Salah satu kemungkinannya, gangguan suasana hati yang serius seperti bipolar, adalah ‘harga’ yang harus dibayar manusia untuk mendapat sifat yang lebih adatif, seperti kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan verbal,” ujar pemimpin penelitian dari University of Glasgow, Daniel Smith. 

Bahkan, ada penelitian lain yang juga telah menemukan hubungan antara genetika, gangguan bipolar, dan kreativitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada hubungan antara bipolar dan kreativitas

Dalam studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para peneliti menganalisis DNA dari lebih 86.000 orang untuk mencari gen yang meningkatkan risiko gangguan bipolar dan skizofrenia. Mereka juga melihat apakah individu tersebut bekerja atau berhubungan dengan bidang kreatif, seperti menari, akting, musik, dan menulis.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa individu yang kreatif, 25 persen lebih mungkin untuk membawa gen yang berhubungan dengan bipolar dan skizofrenia, jika dibandingkan dengan orang yang kurang kreatif.

Individu yang kreatif, 25 persen lebih mungkin untuk membawa gen yang berhubungan dengan bipolar dan skizofrenia.

“Temuan kami menunjukkan orang-orang yang kreatif mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk berpikir secara berbeda, yang ketika dikombinasikan dengan fakor biologis atau lingkungan berbahaya lainnya, dapat menyebabkan penyakit mental,” ujar penulis utama studi tersebut dari Institute of Psychiatry, Psychology, and Neuroscience di King’s College, London, Robert A. Power.

Namun, kedua studi menegaskan, tidak semua orang dengan gangguan bipolar itu kreatif dan tidak semua orang kreatif memiliki gangguan bipolar. Namun, ada hubungan yang muncul antara gen yang menyebabkan bipolar dan kreativitas seseorang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini