Sukses

Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Liburan

Pergi liburan selama dua minggu meningkatkan sel yang membantu memperkuat daya tahan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Berlibur dari segala kegiatan pekerjaan selama dua minggu bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu melawan berbagai macam infeksi. Para ilmuwan menemukan, pergantian tempat hidup menghasilkan perubahan dramatis pada sel darah putih, dan membuat tubuh lebih cenderung memliki perlindungan terhadap efek inflamasi.

Penelitian yang dilakukan di Queen Mary University of London (QMUL) memberikan bukti pertama bahwa sebuah lingkungan yang memiliki banyak pengaruh terhadap fungsi T-cell–sebuah tipe sel darah putih yang sangat penting untuk daya tahan tubuh.Sel ini bisa melawan virus HIV, rheumatoid arthritis, dan penyakit kronis lainnya.

Untuk studi ini, seekor tikus ditempatkan dalam situasi rumah normal. Di dalamnya terdapat kurungan standar yang diisi dengan serpihan kayu dan material jaring. Kemudian mereka dipindahkan kedalam kandang yang lebih besar dengan parutan kayu dan mainan, termasuk sarang boks berwarna, tabung dari kain, roda untuk berlari dan ayunan.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, liburan harus dilakukan sekurangnya dua minggu.

“Setelah dua minggu dalam sebuah lingkungan yang diperkaya berbagai hal tersebut, sistem kekebalan tubuh tikus sangat berbeda dan lebih siap untuk melawan infeksi,” ujar kepala penelitian professor Fulvio D’Acquisto dari QMUL. “Efek ini sangat luar biasa karena kami tidak memberikan obat-obatan apapun kepada tikus percobaan itu."

Tikus tadi kemudian diambil T-cell-nya kemudian diekstrak lalu distimulasi dengan agen yang menyerupai infeksi. T-cell dari tikus yang hidup pada lingkungan yang diperkaya tersebut menunjukkan pola unik dalam melepaskan sinyal tertentu kepada molekul-molekul yang berperan dalam daya tahan tubuh.

"Penelitian ini masih harus diuji coba pada manusia. Apa yang terjadi jika seorang dokter mampu mengubah lingkungan pasien, memberikan resep liburan selama dua minggu?” ujar D’Acquisto.

“Kita bisa meningkatkan efek dari obat-obatan standar yang berkaitan dengan mekanisme infeksi, juga dengan menawarkan sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan yang dapat memperbaiki kesehatan pasien secara keseluruhan,” ujarnya.

Studi ini dipublikasikan pada jurnal Frontiers in Immunology.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini