Sukses

Bahaya Narkoba, Sudah Bikin Onar Sejak Era Perang Dunia II

Fakta terungkap, narkoba ternyata memainkan peran kuat dalam mengendalikan Perang Dunia II.

Liputan6.com, Jakarta Perang Dunia II yang terjadi antara tahun 1939 dan 1945 silam merupakan salah satu pertempuran paling sengit sepanjang sejarah yang jumlah korbannya mencapai puluhan juta jiwa.

Umumnya, faktor-faktor yang ditulis di buku sejarah seperti perebutan kekuasaan politik di Jerman, ekspansi kekuatan militer Jepang di negara-negara lain, kelahiran ideologi Fasisme, kegagalan jangka panjang Perjanjian Versailles dan kehancuran ekonomi dunia secara merata, dianggap sebagai alasan terkuat pemicu meletusnya Perang Dunia II.

Bahkan beberapa orang beranggapan bahwa alasan-alasan tersebut adalah satu-satunya yang memicu, memperkeruh dan mempengaruhi secara keseluruhan proses peperangan yang berlangsung selama kurang lebih 7 tahun itu.

Namun, sejumlah dokumen penting yang baru-baru ini dipublikasikan mengungkap fakta mengagetkan tentang bagaimana narkoba memainkan peran begitu besar dalam Perang Dunia II.

Konsumsi narkoba jenis eukodol dan kokain berlebihan oleh pemimpin Reich ketiga negara Jerman pada saat itu, membuktikan bahwa sebagian besar keputusan yang diambil saat Perang Dunia II merupakan efek dari konsumsi obat-obatan terlarang, yang membuat penggunanya lebih agresif.

Penjualan dan penggunaan bebas narkoba jenis kokain, sabu dan heroin di kalangan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga dan buruh pabrik, membuktikan bahwa ketidakstabilan ekonomi saat Perang Dunia II diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan terlarang yang membuat emosi penggunanya naik turun tidak stabil.

Penggunaan rutin narkoba jenis pervitin yang ironisnya menjadi senjata terpopuler sekaligus terfavorit para prajurit membuktikan bahwa kemenangan dan kekalahan semasa Perang Dunia II dikendalikan oleh obat-obatan terlarang, yang bertahannya paling lama membuat para prajuritnya terjaga tanpa istirahat dan asupan makanan serta minuman minim.

Ketiga hal tersebut dijelaskan oleh seorang penulis buku berkebangsaan Jerman, Norman Ohler di dalam bukunya yang bertajuk ‘Blitzed’. Buku Norman merupakan salah satu dari beberapa bahan penting lainnya terkait Perang Dunia II yang baru-baru ini dipublikasikan.

“Menurut saya, kebanyakan orang tidak menyadari betapa kuatnya pengaruh narkoba terhadap suatu hal,” katanya dalam wawancara khusus bersama Al Jazeera, mengutip Selasa (29/11/2016).

Ohler menjelaskan sejarah Perang Dunia II dari sisi lain yang selama ini tidak terpikirkan, yakni peran kuat narkoba dalam segala aspek peperangannya.

Mulai dari memicu keegoisan pemimpin hingga berujung perebutan kekuasaan dan ekspansi, memperkeruh kondisi peperangan dengan cara mengganggu ketidakstabilan emosi  masyarakat dan perekenomiannya, hingga merusak moral prajuritnya lewat misi bunuh diri. Meksi begitu, narkoba secara langsung dan tidak mengendalikan Perang Dunia II.

“Para prajurit bisa terus bergerak dan tetap terjaga selama 36 sampai 50 jam. Tentunya ini semua tidak akan bisa dilakukan tanpa bantuan sabu dan sejenisnya yakni pervitin. Jadi, narkoba berpengaruh besar terhadap sejarah dan bagaimana kisahnya terbentuk,” tutup Ohler.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini