Sukses

Derita Johanna, Alergi Semua Hal Termasuk Suami Sendiri

Apa jadinya jika Anda menderita alergi. Bahkan, Anda pun alergi terhadap suami Anda sendiri, seperti yang dialami Johanna.

Liputan6.com, Minnesota Bayangkan jika Anda menderita alergi terhadap semua hal yang ada di sekitar? Mungkin Anda harus hidup terisolasi. Hal itu dijalani Johanna Watkins (29) yang telah tinggal di dalam kamar tidur selama setahun ini.

Ruang kamar tidur dilingkupi plastik. Tidak ada sinar matahari dan pembersih lantai. Johanna merasa kamar tertutup itu adalah tempat paling aman. Suami Johanna, Scott, telah membangun semacam "zona aman" untuk istrinya yang menderita alergi.

Namun, sulit dipercaya, Johanna tak hanya alergi terhadap makanan, bahan kimia, cahaya di luar ruangan, dan debu, ia juga alergi terhadap aroma tubuh orang, termasuk suaminya.

"Saya tidak bisa terlalu dekat dengan dia. Bahkan saya tidak bisa memeluknya dengan aman. Bagaimana bisa saya bisa memeluk tanpa menyakitinya," kata Scott. Sudah satu tahun ini juga dia tidur terpisah dengan istrinya.

Satu-satunya waktu Johanna meninggalkan kamar tidur tertutup hanya kunjungan ke ruang gawat darurat di rumah sakit dan jadwal kunjungan ke dokter. Johanna memakai masker saat keluar rumah. Setelah pulang dari rumah sakit, ia merasa kelelahan yang luar biasa.

Johanna menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku, berdoa, menelpon orang, berkirim surat elektronik (surel), dan memikirkan apa yang bisa ia lakukan untuk orang lain.

"Saya mencoba untuk memikirkan semua orang, apa yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa berdoa untuk kehidupan mereka. Semoga apa yang mereka butuhkan di kehidupan ini dapat terpenuhi. Dan saya merasa, itu adalah salah satu cara saya terhubung dengan orang-orang," tutur Johanna, yang dikutip dari Fox 9, Rabu (23/11/2016).

Sindrom Sel Mast

Sindrom Sel Mast

Setelah 30 dokter mendiagnosis penyakit alergi Johanna, Dr Lawrence Afrin dari University of Minnesota menyebut Johanna terkena sindrom aktivasi sel mast.

Sel mast terdapat di seluruh tubuh manusia. Sel tersebut melepaskan zat kimia untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh saat tubuh bereaksi terhadap sesuatu.

Sel mast Johanna mengalami kerusakan. Penelitian menunjukkan, 1 sampai 15 persen dari populasi masyarakat dunia bisa mengalami kerusakan tapi sebagian besar tidak terdiagnosis.

Jika seorang pasien didiagnosis dengan gangguan sel mast mereka biasanya diobati dengan obat atas resep dokter.

Ini berbeda dengan Johanna, yang mengalami kondisi kerusakan sel yang parah dan langka. Hingga saat ini, pengobatan medis belum dapat ditemukan untuk menyembuhkan Johanna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini