Sukses

Orangtua, Jangan Anggap Enteng Kondisi Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi pada anak bisa terjadi ketika dia sakit. Agar tak terjadi, segera ganti cairan yang hilang.

Liputan6.com, Jakarta Balita dan anak-anak cenderung lebih mudah mengalami dehidrasi daripada orang dewasa. Kondisi akibat dari kekurangan cairan pada anak merupakan penyakit serius dan mungkin fatal.

Manusia harus mendapatkan cairan lewat minuman maupun makanan karena 95 persen yang ada di dalam tubuh kita adalah air. Tubuh menyimpan air agar bisa berfungsi secara optimal sekaligus memeliharanya agar tetap sehat sepanjang waktu.

Dehidrasi pada anak sering terjadi akibat penyakit seperti rotavirus atau infeksi bakteri e-coli dan salmonella. Ketika sakit, anak cenderung kehilangan nafsu makan dan minum. Ketika sakit seringkali disertai diare dan muntah yang membuat cairan menghilang. Apabila tak segera diganti, sang anak akan mengalami dehidrasi.

Seperti dikutip dari Boldsky, Selasa (15/11/2016), agar anak terhindar dari dehidrasi selama sakit, orangtua harus selalu memonitor jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Orangtua harus tahu bahwa anak-anak yang tidak mendapat asupan makanan dan minuman lebih dari empat atau lima jam berisiko besar pada dehidrasi. Apalagi ketika mereka seharian berada di luar rumah dan banyak bergerak.

Cara terbaik agar terhindar dari dehidrasi adalah minum air setiap hari. Ditambah jus, membantu meningkatkan jumlah cairan di tubuh. Jika dehidrasi terjadi pada anak, si Kecil mungkin memerlukan pengobatan medis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Dehidrasi merupakan kondisi jumlah cairan yang keluar dari tubuh lebih banyak dari jumlah cairan yang masuk.

    Dehidrasi