Sukses

Sekadar Merasa Sedih atau Betul-betul Alami Depresi?

Cari tahu perbedaan merasa hanya sekadar sedih saja atau betul-betul menjadi korban penyakit depresi disini.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang salah mengartikan dua kata ini: sedih dan depresi. Mereka yang sebetulnya hanya sekadar merasa sedih kerap menganggap diri mereka sebagai korban depresi. Sebaliknya, mereka yang mengira dirinya hanya dilanda kesedihan, tidak tahu bahwa kondisinya jauh lebih parah yaitu, depresi.

Bagaimana caranya agar kita tahu yang mana sebetulnya dirasakan atau dialami? Seperti dilansir US News, Selasa (15/11/2016), ada dua cara utama yang bisa menjadi tolak ukur sedih atau tidak dan depresi atau tidaknya seseorang.

Pertama, mereka perlu memahami bahwa kesedihan bersifat sementara atau hanya akan memakan waktu singkat sebelum bisa kembali tersenyum.

Seorang psikolog asal San Fransisco yang juga merupakan penulis buku bertajuk Listening to Depression: How Understanding Pain Can Heal Your Life, Lara Honos-Webb mengatakan, jika kesedihan melandanya lebih dari seminggu tanpa senyum sedikit pun muncul di wajah, maka sangat mungkin orang tersebut mengalami depresi.

Kedua, Lara melanjutkan, seseorang depresi tidak akan merasa senang atau puas bahkan ketika sudah mendapatkan segala yang diinginkan. Contohnya, keluarga yang menyayanginya, uang yang cukup, karier yang bagus, pasangan yang mengagumkan, semuanya terasa seolah tak cukup dan orang tersebut tetap merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Orang sedih umumnya akan tetap bersyukur dan tersenyum akan satu hal positif saja dalam hidupnya. Sementara orang depresi bisa mendapatkan seribu satu hal positif dalam hidupnya namun tetap merasa seperti orang paling terpuruk di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.