Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Menyelesaikan Masalah dengan Seks, Sehatkah?

Hubungan percintaan tentunya tidak akan pernah luput dari masalah.

Liputan6.com, Jakarta Setiap pasangan tentunya tidak akan pernah luput dari yang namanya masalah. Masalah bisa datang dari mana saja, mulai dari karakter antar satu sama lain yang tidak bisa ditoleransi, ketidaksukaan orangtua, pihak ketiga, kecemburuan sosial hingga perbedaan pendapat yang berujung argumen besar.

Untuk memastikan hubungan tetap berjalan lancar dan sehat, cara menyelesaikan masalahnya harus lebih hati-hati. Umumnya, pasangan akan mencoba membicarakan masalah yang dihadapi sekaligus mencari solusi.

Ini mungkin merupakan cara paling ideal lantaran efektif dan keluhan diluruskan oleh kedua pihak. Namun ada juga beberapa pasangan yang kerap menjadikan seks senjata untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan mereka.

Sehatkah menyelesaikan masalah dengan seks? Mengutip laman Body and soul, Minggu (13/11/2016), menyelesaikan masalah dengan seks memang efektif, tapi bukan cerminan hubungan sehat.

Ketika di tengah argumen salah satu mulai mencium dengan segala hasrat yang ada dan berlanjut ke seks, maka pikiran keduanya akan teralihkan sepenuhnya. Ini dikarenakan amarah atau kekecewaan akan berubah menjadi hawa nafsu yang mana bisa dilepaskan saat orgasme.

Mengapa ini efektif? Kepuasan yang dirasakan saat orgasme biasanya menjadi berkali lipat lantaran dibumbui amarah atau bentuk emosi lainnya. Pasalnya seusai seks keduanya menjadi lebih lega karena sudah keluar apa pun yang ada di dalam otaknya, seiring dengan keluarnya cairan hasil orgasme.

Namun, mengapa tidak sehat? Ketika pembicaraan terpotong karena seks, maka apa yang ingin disampaikan tidak akan pernah didengar dan masalahnya tidak akan dipahami sepenuhnya.

Ini adalah suatu aksi yaitu, melarikan diri dari masalah atau mengalihkan masalah sementara karena tidak kuat atau tidak ingin melewati konsekuensinya. Pasalnya, masalah tidak terselesaikan, hanya terlupakan sementara dan sangat mungkin datang kembali suatu saat nanti.

Hubungan sehat adalah yang dibangun bukan hanya dari hawa nafsu seksual saja, namun juga keinginan untuk memahami dan menghargai pendapat satu sama lain, terutama di kala masalah melanda.

Jika terlampau sering melakukan seks untuk mengalihkan masalah, maka Anda harus mulai pertanyakan kembali soal kesehatan hubungan percintaan dengannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.