Sukses

Merokok Terbukti Bikin Gendut, Cek Alasannya Di sini

Kepercayaan banyak orang adalah, merokok akan membantu mereka turunkan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta Semua orang mengetahui bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan manusia dan bisa menyerangnya dalam bentuk penyakit apa pun. Namun, alasan tersebut bukanlah faktor terpopuler yang membuat beberapa orang berhenti. Biasanya kesadaran diri sendirilah yang memiliki peran terkuat dalam upaya membuat seseorang betul-betul bulat tekadnya untuk berhenti.

Dewasa ini berhenti merokok seolah tidak lagi dijadikan pilihan. Mengapa? Beberapa orang, khususnya para wanita, justru menemukan manfaat merokok selain perasaan lega dan pikiran tenang yang didapat saat menghisap dan mengeluarkan asapnya. Manfaatnya bagi mereka adalah untuk membantu menurunkan berat badan drastis.

Hal ini pasalnya sudah menjadi pemikiran umum yang diketahui semua orang, dari yang perokok hingga yang tidak. Mereka semua berpendapat bahwa dengan merokok, seseorang akan menurun nafsu makannya lantaran sudah kenyang dengan angin yang keluar masuk secara silih berganti.

Memang banyak kasus menunjukan bahwa perokok cenderung lebih sedikit makannya karena sudah dibuat puas secara psikis oleh hisapan nikotin yang masuk ke dalam otaknya saat ia merokok. Tapi jangan salah, sebuah penelitian justru mengemukakan pendapat sebaliknya.

Melansir Womanshealthmags, Rabu (9/11/2016), penelitian yang melibatkan 47 peserta wanita dan juga telah dipublikasikan dalam jurnal Obesity itu menemukan fakta bahwa merokok terbukti bisa meningkatkan berat badan seseorang. Bagaimana bisa sampai ke konklusi tersebut?

Untuk mendapatkan hasilnya, para peneliti memberikan 47 wanita empat cangkir puding vanila yang masing-masing cangkirnya mengandung jumlah lemak yang berbeda. Tim peneliti kemudian meminta mereka menilai puding tersebut mulai dari tingkat manisnya, rasa creamy dan rasa nikmat yang mereka alami waktu memakannya.

Hasilnya, sebagian besar wanita mengaku bahwa puddingnya kurang manis atau pun creamy. Para ilmuwan mengatakan, hal ini karena obesitas dan merokok dapat mengurangi kemampuan Anda untuk mendeteksi rasa, yang mungkin diakibatkan penurunan kadar serotonin, yaitu zat kimia otak yang mengontrol respon selera Anda, sehingga akhirnya dapat menyebabkan makan secara berlebihan.

Bukan hanya itu, semua perokok berapa pun berat badannya, cenderung lebih sering mendambakan makanan tinggi lemak dibandingkan non perokok. Hal ini mungkin juga menjelaskan mengapa perokok cenderung memiliki rasio pinggang-pinggul lebih besar dibanding mereka yang tidak merokok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini