Sukses

Ketahui Dahsyatnya Pengaruh Durasi Tidur pada Stamina Atlet

Bagi para atlet, waktu tidur yang baik meningkatkan fisik dan mental di lapangan.

Liputan6.com, Irlandia Thomas Barr bukan hanya pelari gawang asal Irlandia yang langganan juara, ia termasuk orang yang jago tidur. Pria berusia 24 tahun ini mengatakan tuntutan fisik saat berlatih  bagi para atlet begitu berat. Salah satu cara memulihkan tubuh adalah tidur.

Thomas biasanya tidur selama 9 jam. Ia perlu tidur agar mampu mengerahkan tenaganya 100 persen tiap sesi pelatihan, pagi dan sore hari. Ahli kesehatan bagi para pelari Donnie Campbell mempelajari kinerja saat melatih atlet Kenya.

"Kenapa pelari Kenya mendominasi lari jarak menengah dan lari jarak jauh? Kami mencatat istirahat yang cukup dan tidur memainkan peran penting dari sesi pelatihan. Bahkan beberapa atlet bisa tidur sampai 14 jam sehari," kata Donnie, seperti yang dilansir The Irish Times, Rabu (9/11/2016).

Pada tahun 2005, pelari jarak jauh Kenya, Lornah Kiplagat, yang kini menjadi warga negara Belanda mengatakan, ia biasanya tidur selama 10 jam sehari.

"Saat siang hari, aku mungkin tidur selama dua jam dan delapan jam pada malam hari. Setelah bangun  tidur, aku merasa bahwa aku tidur dengan baik," ujar Lornah.

Namun, tinjauan baru-baru ini yang diterbitkan Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports memiliki beberapa temuan yang mengejutkan. Penulis utama studi tersebut, Dr Norah Simpson, asisten profesor klinis di Stanford University California menemukan, banyak atlet yang tidak mendapatkan cukup tidur bila dibandingkan dengan non-atlet.

"Atlet cenderung kurang tidur, mereka hanya tidur selama 6,5-6,7 jam per malam. Kualitas atlet tidur lebih rendah," jelas Dr Norah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berisiko Terluka

Berisiko Terluka

Para peneliti juga menemukan, kurang tidur berpengaruh negatif pada kinerja seseorang. Dr Norah dan rekannya mengutip bukti dari studi kasus tes bersepeda. Tes sepeda dilakukan saat kurang tidur.

Ditemukan detak jantung dan konsumsi oksigen meningkat. Studi lain dari perguruan tinggi pemain tenis, ketika mereka mendapat tambahan waktu tidur selama dua jam tiap malam, tenaga mereka meningkat dari 36 persen menjadi 41 persen.

Dalam ulasan Dr Norah, ia memaparkan bukti, tidur membuat Anda lebih kuat terhadap penyakit. Bagi para atlet, waktu tidur yang baik meningkatkan fisik dan mental di lapangan. 

Ketika atlet kurang tidur, mereka berisiko cedera. Sebuah studi menemukan, remaja yang kurang tidur di bawah 8 jam tiap malam, 1,7 kali lebih besar terluka dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari 8 jam sehari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.