Sukses

Ini yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Cegah Anak Obesitas

Ketika anak dibiarkan memiliki berat badan yang berlebih, maka potensi obesitas dan terkena penyakit juga akan semakin tinggi

Liputan6.com, Jakarta Permasalahan gizi di Indonesia ini begitu komplet. Mulai dari berat badan kurang hingga berat badan berlebih atau obesitas yang menyebabkan beban ganda karena memicu Penyakit Tidak Menular (PTM). Ironisnya, sebanyak 80 persen faktor PTM ini disebabkan oleh gaya hidup.

Begitu disampaikan Direktur P2PTM, Kementerian Kesehatan RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM dalam Hari Peringatan Obesitas di Gedung Ditjen P2P, Senin (31/10/2016).

Di Indonesia, kata dia, orangtua terutama ibu sangat menyukai bayi yang gemuk. "Pipi yang bulat badan yang gendut lebih lucu dan orang-orang menganggap bayi gemuk tandanya sehat dan ibu sukses ngurus anaknya. Tapi ternyata itu tidak bener," tegas Lily.

Ketika anak dibiarkan memiliki berat badan yang berlebih, maka potensi obesitas dan terkena PTM juga akan semakin tinggi. Lily menyampaikan agar orangtua harus membentuk anak dengan memberi contoh melakukan pola hidup sehat.

"Kita gak boleh MaGer (malas gerak) kita harus beraktivitas fisik dan menyontohkannya pada anak," kata Lily.

Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi (Persagi), Rita Ramayulia, DCN, M.Kes, menyampaikan bahwa mencegah obesitas pada anak dan orang dewasa memiliki pendekatan yang berbeda.

"Kalau obesitas pada orang dewasa ya kita bisa dengan langsung mengurangi makannya. Kalau pada anak kan masih dalam masa pertumbuhan jadi kita gak bisa kurangin atau berhentiin makanan dia gitu aja," katanya.

Menurut Rita, orangtua perlu melakukan 3M (Move, Model, dan Meet) sebagai pendekatan pada anak dalam membatasi asupan makanannya.

"Orangtua harus membantu anak mengeluarkan makanan dengan gerakan (Move), Model adalah cara orangtua harus menyontohkan dan cari tahu anak sedang menyukai tokoh siapa agar ia mau melakukan hal yang orangtua inginkan, dan terakhir adalah Meet dengan melakukannya secara bersama-sama. Olahraga bersama, atau makan makanan sehat bersama," kata Rita.

Selain itu Lily juga mengingatkan untuk mengelola makan makanan sehat dan memberikan takaran khusus pada konsumsi gula, garam, dan lemak dalam upaya pencegahan obesitas pada anak dan dewasa.

"Kebanyakan makanan yang terlalu banyak diproses itu makanan yang tidak sehat. Dan harus juga menjaga takaran gula, garam, lemak setiap hari. Dalam sehari itu untuk gula tidak boleh lebih dari empat sendok makan, lemak lima sendok makan dan garam satu sendok teh," ujarnya.

Sebanyak 37,4 persen anak di Indonesia bermasalah pada berat badan yang kurang. Sementara ada 15,4 persen anak kelebihan berat badan, di mana 10,8 persen di antaranya menderita obesitas.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) peningkatan prevalensi obesitas tahun 2010 sebesar 11,7 persen meningkat menjadi 15,4 persen pada 2013. Ironisnya obesitas berkaitan erat dengan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung dan diabetes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini