Sukses

Ini yang Disuarakan IDI pada Aksi Damai Hari Dokter Nasional

Ada pun yang dibicarakan pada aksi damai di Hari Dokter Nasional 2016 adalah reformasi sistem kesehatan dan pendidikan kedokteran pro rakyat

Liputan6.com, Jakarta Aksi damai yang dilakukan seluruh dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada peringatan Hari Dokter Nasional 2016 untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa para dokter ingin mengkritik masalah reformasi sistem kesehatan dan pendidikan kedokteran yang pro-rakyat.

Sekjen IDI, Dr Adib Khumaidi SpOT, mengatakan ada sejumlah hal terkait dengan sistem kesehatan yang memang sampai sekarang perlu intervensi (campur tangan) lebih dari pemerintah.

"Kita tetap ingin mengedepankan bahwa rakyat Indonesia masih dan harus mendapatkan mutu pelayanan kesehatan yang terbaik," kata Adib yang ikut dalam aksi damai kepada Health Liputan6.com di Jakarta, Senin (24/10/2016)

Adib kemudian membeberkan alasan memasukkan masalah pendidikan kedokteran yang pro-rakyat dalam aksi damai bertepatan dengan perayaan HUT IDI ke-66, "Salah satu komponen dalam pelayanan kesehatan adalah dokter. Artinya, jangan sampai pendidikan kedokteran cenderung menjadi pendidikan yang eksklusif dan mahal."

IDI tak mau masyarakat memandang dokter dan ilmu kedokteran hanya milik orang kaya. Sehingga rakyat miskin tidak bisa menjadi seorang dokter.

"Ini yang menjadi orientasi kita supaya ada campur tangan pemerintah bahwa pendidikan kedokteran pun bisa terjangkau oleh seluruh masyarakat. Sehingga mereka mengabdikan dirinya memang untuk masyarakat," kata Adib menambahkan.

Kebijakan terkait program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan BPJS Kesehatan, lanjut Adib, tak luput untuk disampaikan pada aksi damai tahun ini.

Menurut Adib, dokter ingin pasien atau masyarakat mendapatkan mutu yang sepadan. Juga adanya perbaikan yang dimulai dari tingkat primer, sekunder, serta membuat proses-proses rujukan yang ditunjang dengan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang ada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini