Sukses

Penting Pertolongan Pertama Bagi Orang dengan Gangguan Psikologis

HIMPSI Jaya sebarkan informasi pentingnya mengetahui cara lakukan pertolongan psikologis awal atau Psyhcological First Aid (PFA) di CFD.

Liputan6.com, Jakarta Para psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia DKI Jakarta (HIMPSI Jaya) pada Minggu (23/10/2016) pagi sudah beraktivitas di Car Free Day, tepatnya di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Pada kesempatan ini mereka membagikan informasi pentingnya memberikan dukungan tepat sebagai pertolongan psikologis awal atau yang biasa disebut Psyhcological First Aid (PFA) kepada orang yang mengalami goncangan psikologis. Ini juga menjadi tema Hari Kesehatan Mental 2016.

"Psychological First Aid itu seperti P3K pada kecelakaan, tapi kalau yang ini pada psikologis," kata Ketua HIMPSI Jaya, Widura Imam Mustopo.

Kemampuan teknik PFA ini amat penting karena dalam kehidupan sehari-hari orang mengalami stres, berduka, kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal maupun putus. Lalu pada kasus yang lebih berat misalnya bencana alam maupun bencana karena ulah manusia.

Pada beberapa orang yang mengalami kondisi-kondisi tersebut bisa membuat psikologisnya terguncang. Sehingga memerlukan orang lain guna mencegah terjadinya hal-hal yang lebih serius seperti diungkapkan psikolog dari HIMPSI Jaya, Dani.

"Bila teman atau saudara mengalami hal tersebut perlu melakukan PFA untuk mencegah terjadinya gangguan psikologis yang lebih serius," lanjut Dani dalam kesempatan yang sama.

Menurut wanita berkacamata ini, PFA tak berbeda dengan P3K, yaitu membantu orang terjatuh dengan membersihkan luka dan mengobatinya. Jangan sampai luka tersebut jadi infeksi hingga diperlukan amputasi. Hal yang sama pun diperlukan pada seseorang yang mengalami gangguan awal pada psikologisnya.

Lalu apa saja yang harus dilakukan saat memberikan pertolongan psikologis awal atau Psyhcological First Aid (PFA). Berikut lima langkahnya:

1. Penuhi kebutuhan dasar

Bila orang tersebut belum makan, berilah makan. Lalu bila sedang kedinginan berikan pakaian bersih dan kering. 

2. Dengarkan

Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, dengarkan luapan perasaannya. Jika dia tidak ingin, jangan paksa. Jika mau bercerita dengarkan tanpa memotong.

3. Menerima perasaannya

Sebagai pendengar, terima dan memahami perasaannya. Hindari mengatakan 'jangan nangis ya'. Kalimat-kalimat ini malah membuat mereka merasa tidak dipahami.

4. Tenangkan

Saat mendengarkan, dan berbicara padanya harus tenang. Lalu, berikan bantuan kongkrit. Misalnya kebanjiran, arahkan padanya bahwa di titik sana ada posko banjir.

5. Rujuk ke ahli

Bila perlu, rujuk ke ahli untuk membantu memulihkan kondisi psikologisnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.