Sukses

Mengejutkan, Ternyata Sinar Cahaya Buatan Bisa Bikin Obesitas

Liputan6.com, Jakarta Orangtua yang sering terkena sinar cahaya buatan seperti lampu, TV dan bentuk perangkat teknologi lainnya diyakini memiliki risiko tinggi mengidap penyakit tinggi obesitas.

Terlebih lagi, jika mereka jarang terekspos sinar cahaya alami yang sehat seperti matahari di pagi hari, maka kecenderungan menderita obesitas menjadi semakin tinggi.

Namun jika sebaliknya, maka hal ini akan mendorong berat badan menjadi berkurang atau setidaknya masih pada kadar stabil. Demikian hasil temuan yang diungkapkan oleh peneliti di Jepang.

Studi yang dilaksanakan selama lebih dari dua tahun ini fokus pada keterkaitan cahaya dengan  berat badan, terlepas dari faktor-faktor lain seperti asupan kalori, olahraga, serta waktu tidur dan bangunnya.

“Temuan kami masuk akal, karena manusia telah berevolusi di bawah kondisi pencahayaan dengan intensitas tinggi di siang hari dan intensitas rendah di malam hari,” ujar penulis utama dari Nara Medical University School of Medicine, Dr. Kenji Obayashi.

Menurutnya, ini adalah bukti ritme sirkadian (jam internal tubuh) pada manusia yangterganggu oleh sinar cahaya  meningkatkan risiko obesitas.

“Selain itu temuan kami menambahkan pengetahuan yang lebih rinci pada hubungan antara kerja shift dan risiko obesitas,” tambahnya.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengukur sinar cahaya dengan gelang pengukur cahaya selama dua hari. Penelitian tersebut melibatkan setidaknya 1.110 peserta dengan rata-rata umur 72 tahun.

Selain mengukur cahaya, mereka juga mengukur lingkar pinggang, tinggi, berat badan, dan juga membagikan kuesioner yang mempertanyakan sejumlah hal relevan seperti apakah mereka merokok, suka minum alkohol, serta status sosial ekonominya. Semua pengukuran ini kemudian dilakukan kembali 21 bulan kemudian untuk menganalisa perubahan atau perkembangannya.

Pada penelitian awal, 138 orang yang mengalami obesitas dengan perut yang besar, memiliki rasio pinggang dan tinggi badan sekitar 0,6 atau lebih tinggi. Sedangkan 972 peserta lainnya tidak obesitas.

Tim peneliti kemudian mengukur paparan cahaya dalam lux (satuan metrik untuk mengukur pencahayaan pada suatu permukaan).

Misalnya, tingkat cahaya di luar ruangan pada pagi atau siang hari sekitar 11.000 lux, sementara saat senja sekitar 11 lux. Sedangkan tingkat cahaya di dalam ruangan pada pagi atau siang hari sekitar 1.000 lux dan malamnya sekitar 25-50 lux.

Berdasarkan pengukuran paparan cahaya sepanjang pagi dan malam hari, tim peneliti menemukan bahwa para peserta yang obesitas di studi awal ternyata terekspos cahaya alami yang intensitasnya rendah saat di pagi hari hingga sore, dan justru lebih sering terekspos cahaya buatan dengan intensitas tinggi pada malam hari.

Sedangkan para peserta yang lebih banyak menghabiskan waktunya terpapar cahaya sebesar 500 lux atau lebih di pagi hari, ukuran pinggangnya cenderung berkurang.

"Sinar cahaya buatan (lampu) pada malam hari, dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas,” tutur kepala divisi gangguan sirkadian dan masalah tidur di Brigham and Women's Hospital di Boston, Dr. Charles Czeisler.

Pencahayaan yang tidak tepat, dapat mengubah pola sekresi melatonin manusia, yaitu hormon yang berhubungan dengan pengeluaran energi, seperti dilansir dari Foxnews, Jumat (21/10/2016).

“Dari sudut pandang sirkadian yang terganggu, sumber cahaya dengan panjang gelombang yang pendek (cahaya biru dari perangkat elektronik), memiliki efek yang lebih banyak pada ritme biologis manusia. Sehingga menggunakan sumber-sumber cahaya ini di saat sore atau malam hari, sangat mungkin mempromosikan obesitas," terang Obayashi.

Ia menyarankan agar semua orang, baik yang masih muda ataupun yang sudah tua, untuk lebih banyak mendapatkan sinar matahari di siang hari dan kurangi potensi terkena cahaya buatan yang berasal dari TV, smartphone, dan lampu kamar tidur di malam hari. Ini sangat disarankan jika ingin menghindari terjangkitnya penyakit obesitas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini