Sukses

Awas, Varian Baru Flu Burung Mengintai

Menurut Kepala Laboratorium Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan, Universitas Udayana, sirkulasi flu burung di peternakan dalam jangka waktu lama memunculkan kelompok virus baru yang secara genetik sangat berbeda.

Liputan6.com, Denpasar: Flu burung masih mengancam, bahkan saat ini diprediksi muncul varian baru. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Kepala Laboratorium Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan Universitas Udayana (Unud) di Denpasar, Bali, Senin (1/2), mengatakan akan muncul virus jenis baru. ini dapat terjadi akibat sirkulasi flu burung di peternakan dalam jangka waktu lama.

Seperti dilansir ANTARA, Guru Besar Unud ini menjelaskan, sirkulasi flu burung di peternakan dalam jangka waktu lama memunculkan kelompok virus baru yang secara genetik sangat berbeda. Ia menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian selama dua tahun terakhir, didapat perbedaan secara genetik virus cukup jauh. Bisa mencapai 8,7 persen dibandingkan dengan virus asalnya.

Mahardika menambahkan, isolat-isolat itu ditemukan pada peternakan ayam besar yang umumnya telah menjalani vaksinisasi. Asal virus-virus itu dikenali sejak 2003. Sementara penelitian sebelumnya menyimpulkan, semua flu burung yang mewabah di Indonesia berevolusi dari satu introduksi tunggal. Sedangkan varian baru diprediksi berasal dari satu unggas domestik di Cina bagian selatan, kemudian mencapai kondisi endemik dan berkembang menjadi kelompok virus baru.

Kelompok genetik virus A, B dan C yang khas di masing-masing pulau yang semuanya bersikulasi di Pulau Jawa. Namun temuan terakhir menunjukkan, isolat-isolat terbaru berbeda cukup jauh dengan kelompok virus A, B dan C, meskipun masih jelas berevolusi dari virus kelompok A, imbuh Mahardika.

Alumnus sebuah lembaga pendidikan tinggi di Jerman ini menegaskan, selain mengalami mutasi, beberapa virus baru itu juga mempunyai "delesi kodon" yang belum pernah terungkap sebelumnya. Kejadian mutasi dan delesi menjadi sinyal kemunculan virus yang berpotensi meningkatkan kapasitas untuk melompati barier spesies. Bahkan, dapat menular secara mudah antarmanusia.(ARL/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.