Sukses

9 Tren Kesehatan yang Kurang Bermanfaat

Beberapa tren kesehatan yang dipercaya membawa dampak baik bagi kesehatan, ternyata memiliki pengaruh buruk bagi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Seiring berkembangnya zaman, tren kesehatan pun semakin berkembang. Ramai-ramai orang memilih beragam tren kesehatan yang tujuannya tentu saja memperoleh kesehatan.

Namun, beberapa tren kesehatan yang dipercaya membawa dampak baik bagi kesehatan, ternyata memiliki pengaruh buruk bagi kesehatan, dilansir laman Livestrong, Senin (3/10/2016). Apa sajakah itu?

1. Bebas lemak
Banyak orang menghindari lemak saat diet. Diet rendah lemak diyakini bisa mencegah kenaikan berat badan, penyakit jantung dan berbagai kanker.

Menurut USDA (United State Department of Agriculutre), diet sehat adalah tetap mengonsumsi lemak dengan hitungan 20-35 persen dari jumlah kalori harian Anda. Mengonsumsi terlalu sedikit lemak bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti kekurangan gizi, masalah memori, masalah kulit dan kelelahan.

2. Membersihkan tubuh dari racun dengan jus buah
Menghindari makanan padat diklaim bisa menghilangkan racun dalam tubuh. Minum jus tertentu diyakini bisa membersihkan sistem pencernaan dari racun.

Namun, tubuh kita sangat kompleks dengan berbagai keseimbangan mikroorganisme yang bekerjasama dalam sistem pencernaan, hati dan ginjal untuk menyaring, mencerna dan detoksifikasi tubuh dari kotoran.

Detoks tidak perlu dilakukan setiap saat dengan jus atau obat lainnya karena terlalu banyak membersihkan tubuh bisa membuat perut penuh gas, kembung, diare, kehilangan otot dan fungsi kekebalan yang melemah.

3. Terlalu banyak memangkas kalori
Penurunan berat badan berkaitan erat dengan membakar kalori berlebih dari yang Anda konsumsi. Demi mendapatkan tubuh ideal, Anda seringkali memangkas kalori secara ekstrim. Ini membuat tubuh semakin kelaparan dan memperlambat metabolisme sehingga tidak efektif dan juga tidak menyehatkan.

Saat kondisi ini terjadi, tubuh akan menghemat energi, ini menyebabkan penambahan berat, depresi, stres meningkat dan kasus yang berat yakni masalah pada organ tubuh. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suplemen pelangsing

4. Suplemen pelangsing
Lebih dari 50 persen orang di Amerika meminum suplemen diet atau pelangsing berdasarkan laporan JAMA Internal Medicine tahun 2013. Lebih mengandalkan obat atau suplemen untuk menurunkan berat badan bisa menimbulkan masalah. Suplemen tidak dapat menggantikan makanan bergizi.

Akibatnya, tubuh mengeluarkan nutrisi yang ada dalam suplemen saat larut dalam air. Keadaan ini bisa meningkatkan kadar racun dalam tubuh. Limbah racun bernutrisi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti diare, mati rasa, sakit kelapa, rambut rontok, penglihatan berkurang dan lemah otot.

5. Jaket plastik
Saat diet, Anda juga dianjurkan untuk berolahraga membakar kalori dan dikeluarkan lewat keringat. Banyak yang memilih menggunakan jaket plastik agar keringat lebih banyak keluar. Namun, jaket plastik ini bisa membuat Anda kehilangan cairan tubuh, bukan lemak.

Anda juga dapat mengalami komplikasi selama latihan jika kulit Anda tidak mendapatkan ruang untuk bernapas dan berkeringat seperti tubuh melemah, kebingungan, pusing, koma bahkan kematian.

Diet seimbang dengan menjaga pola makan dan olahraga teratur sudah cukup untuk mengendalikan berat badan. Selain itu, tubuh juga harus cukup mendapatkan cairan.

6. Tidak makan karbohidrat
Mengganti karbohidrat rendah nutrisi seperti kue dengan makanan padat dan bergizi memang baik dilakukan untuk menjaga berat badan. Namun, jangan mengurangi karbohidrat atau tidak mengonsumsinya sama sekali.

Masalah ini bukan tentang tidak konsumsi karbohdirat sama sekali tapi memilih karbohidrat yang tepat. Beberapa contoh karbohidrat yang bergizi seperti ubi jalar, labu, kacang oatmeal, dan buah. Pilihlah sumber makanan yang kompleks yakni kaya serat, mengenyangkan, dan membantu memastikan otak dan fungsi tubuh berjalan optimal. 

 

3 dari 3 halaman

Diet makanan mentah

7. Makanan raw food atau mentah
Makanan mentah yang berasal dari buah, sayuran dan biji-bijian sempat menjadi tren untuk menguruskan badan. Diet makanan mentah memang bisa sangat sehat, namun pastikan Anda masih memenuhi kebutuhan gizi Anda.

Nutrisi pada makanan mentah seringkali kekurangan kalsium dan vitamin B12 dan vitamin D. Menurut pakar nutrisi Jenny Giblin, mengonsumsi terlalu sedikit vitamin B12 yang biasanya berasal dari produk hewani dapat menyebabkan kelelahan, sembelit, kehilangan nafsu makan. Tanpa vitamin D dan kalsium yang cukup, kesehatan tulang bisa berisiko.

Jika Anda masih tetap ingin menjalankan diet raw food yang hanya mengonsumsi makanan vegetarian mentah, sebaiknya perbanyak asupan vitamin B12 dan kalsium serta vitamin D yang bisa didapat dari sinar matahari. Ini bisa menurunkan risiko kanker kulit.

8. Terlalu banyak protein
Selain karbohidrat dan lemak, tubuh juga membutuhkan protein. Seringkali, saat Anda diet dengan membatasi karbohidrat dan lemak, Anda akan memilih konsumsi protein berlebihan.

Sayangnya, kebanyakan orang tidak sadar dengan risiko makan terlalu banyak protein. Konsumsi protein berlebihan bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan memberi ruang yang sedikit pada makan sehat lain seperti buah dan sayuran dalam tubuh.

9. Membatasi gluten
Diet gluten free memang dianjurkan untuk Anda yang sensitif terhadap gluten. Makan produk bebas gluten tidak bisa menurunkan berat badan. Anda akan sia-sia menjalani diet bebas gluten. Jika dibiarkan terus, Anda bisa terkena sembelit, kekurangan gizi dan sistem kekebalan tubuh menurun karena kurangnya bakteri bermanfaat dalam usus Anda.

(Aluna Swara)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini