Sukses

Anak Sulit Berpikir Masa Depan Gara-gara Film Porno

Inilah bahaya anak yang sudah menonton film porno sejak kecil. Hindari menonton film porno sejak kecil dan carilah kesenangan lain.

Liputan6.com, Jakarta Film porno dapat merusak bagian terpenting di otak yang biasa disebut pre frontal cortex (PFC). Apabila kerusakan ini terjadi di otak anak akan sulit untuk mereka mengambil keputusan dan berpikir jernih.

Melalui satu video hasil kolaborasi Kementerian Sosial RI dengan Kita dan Buah Hati Foundation, psikolog Elly Risman, dan gerakan SEMAI2045 menjelaskan bahwa film porno membuat anak tidak lagi memikirkan dampak dari perbuatan tidak baik yang mereka lakukan. Anak akan lebih sering masturbasi, ingin melihat film porno yang lebih ganas lagi, dan bukan tidak mungkin berani seks bebas.

Pre frontal cortex (PFC) berada tepat di bagian dahi. PFC ini tidak dimiliki mahluk hidup selain manusia. Bagian ini diciptakan dan dirancang khusus supaya manusia bisa memilih dan memiliki etika.

PFC rentan mengalami kerusakan yang berakibat dapat mengubah tingkah laku manusia. Film porno dan pornografi jenis lain merupakan penyebab paling besar kerusakan PFC ini. Padahal PFC berfungsi seperti pemimpin yang bertanggung jawab terhadap konsentrasi, memahami benar dan salah, mengendalikan diri, menunda kepuasan, berpikir kritis, dan merencanakan masa depan.

"PFC ini merupakan pusat pertimbangan dan pengambil keputusan. PFC inilah yang membentuk kepribadian dan perilaku sosial," penjelasan ini dikutip dari Vidio.com pada Senin (26/9/2016)

Menurut penjelasan di video tersebut, efek candu film porno dan pornografi jenis lama sama dengan efek kecanduan NAPZA. Dengan kata lain pornografi adalah narkotika lewat mata, termasuk film porno.

Semula anak akan kaget dan merasa jijik saat melihat gambar atau film porno untuk pertama. Itu bisa terjadi lantaran sistem limbik di otak menjadi aktif. Sistem limbik ini mengatur emosi dan keinginan untuk makan, minum, dan berhubungan seksual (pada orang dewasa). Kemudian sistem limbik ini akan mengaktifkan dopamin.

"Dopamin memberi rasa senang, penasaran, dan kecanduan. Zat ini akan aktif saat seseorang mengonsumsi NAPZA. Oleh karena itu sifat candu pornografi (film porno) sama dengan sifat canda NAPZA," menurut penjelasan tambahan di video tersebut.

Kalau saja mendapat pelajaran akhlak, etika, dan norma, anak tersebut akan mengabaikan film porno sekali pun dia butuh kesenangan. Namun pada anak yang tidak mendapatkan pelajaran seperti itu akan semakin besar dorongan untuk melihat pornografi atau film porno di saat dia butuh kesenangan.

"Di saat dia jenuh karena melihat jenis (film porno) yang sama, dia ingin melihat jenis yang berbeda," kata Elly.

Orang yang sudah kecanduan pornografi atau film porno akan mengalirkan dopamin secara berlebihan sehingga merendam PFC. PFC menjadi sering tidak aktif karena kebanjiran dopamin yang membuatnya semakin berkerut.

"Limbik ini akan semakin besar sehingga anak mencari kesenangan yang membuatnya tidak takut akan dampaknya," kata video itu saat menjelaskan bahaya dari menonton film porno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini