Sukses

12 Tips untuk Para Suami yang Ingin Cepat Punya Anak

Meskipun wanita yang merasakan kehamilan dan melahirkan, namun laki-laki juga memiliki peran utama dalam pembuahan.

Liputan6.com, Jakarta Meskipun wanita yang merasakan kehamilan dan melahirkan, namun laki-laki juga memiliki peran utama dalam pembuahan. Seperti misalnya, sperma laki-laki harus sehat dan cukup kuat agar bisa menembus sel telur wanita.

Tapi untuk mencapai kehamilan ini, berbagai faktor memengaruhi kesuburan pria seperti genetik, hormon, gaya hidup dan paparan lingkungan.

Selain itu menurut Kepala endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Northwestern Medicine's Fertility and Reproductive Medicine, Chicago, Dr Jared Robins, seorang pria harus memastikan dia bahagia sehingga mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasangannya.

"Salah satu masalah pasangan yang sulit mendapat anak adalah begitu terfokus pada kesuburan dan berhubungan seks. Padahal ada masalah lain yang perlu diketahui oleh pria," ujar Jared seperti dimuat Livescience, Minggu (18/9/2016)

Lebih jelasnya, Robins mengungkap beberapa tips untuk para pria yang ingin memiliki anak, yaitu:

- Sistem reproduksi laki-laki

Sebelum memahami praktik untuk hamil, penting bagi pria memahami peran laki-laki dalam penciptaan sperma. Sistem reproduksi laki-laki termasuk testis menghasilkan testosteron dan sperma.

Butuh sekitar 72 hari untuk membuat sperma. Sperma ini kemudian disimpan dalam epididimis (struktur luar dari testis) selama 15 sampai 25 hari. Di sini, sperma yang matang dan berkembang sudah memiliki kemampuan untuk berenang.

Ketika ejakulasi laki-laki, sperma bergerak melalui vas deferens tubes yang berfungsi menyalurkan sperma dari epididimis saat ejakulasi. Sperma kemudian bergerak melalui leher rahim wanita, ke dalam rahim dan sampai ke dalam tuba falopi. Jika telur hadir, maka rahim dibuahi di sana, sebelum pindah ke tabung ke rahim dan terus tumbuh. 

- Pria obesitas sulit membuat pasangan hamil

Turunkan berat badan. Studi telah menunjukkan, pria yang kelebihan berat badan atau obesitas butuh waktu lebih lama untuk bisa membuat pasangannya hamil daripada pria yang tanpa masalah berat badan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan, kelebihan berat badan atau obesitas memengaruhi kualitas sperma pria, mengurangi jumlah sperma, dan mengurangi kemampuan mereka untuk berenang, serta meningkatkan kerusakan materi genetik (DNA) dalam sperma. Demikian penjelasan yang disampaikan The American Society for Reproductive Medicine.

Sebuah penelitian baru menemukan, pria yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih cenderung memiliki jumlah sperma rendah atau kurangnya sperma yang layak dibandingkan dengan laki-laki dengan berat badan normal. Para peneliti menduga bahwa terlalu banyak lemak tubuh dapat dikaitkan dengan perubahan testosteron dan kadar hormon reproduksi lainnya pada pria.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Periksa kesehatan

- Periksa kesehatan

Selalu periksakan kondisi medis Anda, seperti tekanan darah dan gula darah. Hal ini mempengaruhi sistem reproduksi pria, menurut American Society for Reproductive Medicine.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kondisi medis lainnya, seperti cystic fibrosis atau varikokel (pembuluh darah di skrotum yang menyebabkan overheating) juga dapat memengaruhi kesuburan pria.

Selain itu, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (beta blocker), depresi dan kecemasan (SSRI), nyeri (opiat), dan pembesaran prostat (finasteride) bisa memiliki pengaruh negatif pada kesuburan. 

Beberapa obat kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker bisa menyebabkan kemandulan permanen, menurut Mayo Clinic.

Seorang pria harus berbicara dengan dokter jika obat dia mengonsumsi obat yang membuatnya sulit memiliki anak. 

- Konsumsi makanan sehat

"Peran diet dalam kesuburan pria masih belum jelas," kata Robins. Tapi ilmu pengetahuan meyakinkan, makanan sehat, termasuk banyak buah-buahan dan sayuran merupakan sumber yang kaya antioksidan yang dapat membantu untuk menghasilkan sperma yang sehat. Pria juga harus mengonsumsi makanan kaya serat, lemak tak jenuh tunggal yang sehat, dan protein.

Robins mengatakan, pria sering bertanya kepadanya apakah minum soda bisa menurunkan jumlah sperma. Ia mengatakan, tidak ada bukti yang kuat bahwa kafein memiliki efek pada kesuburan pria.

- Aktivitas fisik secara teratur

Robins mengatakan, ia mendorong pria untuk olahraga teratur karena membantu mengurangi stres, membuat pria merasa lebih baik dan mendapat manfaat kesehatan jangka panjang.

Tapi Robins mengingatkan untuk tidak berlebihan. Sebab beberapa penelitian menunjukkan, terlalu intens berolahraga berat seperti pelari maraton dapat merugikan kesuburan.

Para peneliti juga pernah menemukan, bersepeda atau menyetir dalam jangka waktu yang lama bisa memengaruhi kesuburan. Menurut Robins, hal ini mungkin terjadi karena duduk lama dapat meningkatkan suhu skrotum serta getaran yang dapat menyebabkan trauma pada testis.

Penelitian lain menunjukkan, bersepeda menujukkan risiko tinggi disfungsi ereksi. Tapi hanya sedikit data tentang pengaruh bersepeda pada fungsi sperma.

3 dari 5 halaman

Ambil multivitamin

- Ambil multivitamin

Robins cenderung merekomendasikan laki-laki untuk mengonsumsi multivitamin setiap hari. Banyak formulasi multivitamin untuk pria, seperti antioksidan, vitamin C dan E, dan mineral selenium, seng yang mampu meningkatan jumlah dan kecepatan sperma, menurut American Society for Reproductive Medicine.

"Antioksidan dapat meningkatkan kualitas sperma karena mereka dapat melindungi terhadap radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sel sperma," kata Robins.

- Perubahan kesuburan berkaitan dengan usia

Pria harus sadar, mereka bisa mengalami penurunan kesuburan. Pada pria diatas 50 misalnya, ada penurunan kadar testosteron yang dapat berdampak pada fungsi sperma, kata Robins.

Karena usia pula, ada juga risiko kelainan genetik pada sperma mereka. Penelitian telah menemukan, pria yang lebih tua cenderung memiliki anak yang lahir dengan autisme, skizofrenia atau Down Syndrome.

4 dari 5 halaman

Berhenti merokok

- Berhenti merokok

Penelitian menunjukkan, merokok berkaitan dengan kualitas sperma yang buruk dan bentuk yang tidak normal, menurut American Society for Reproductive Medicine.

Merokok mungkin juga menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur wanita. Ini semua adalah alasan bagus mengapa calon ayah harus mengambil langkah-langkah untuk berhenti merokok.

Calon ayah juga harus menghindari ganja dan penggunaan narkoba lainnya, termasuk steroid anabolik untuk binaraga, karena beberapa studi menunjukkan zat ini juga dapat berpengaruh negatif terhadap produksi sperma, kata Robins.

- Hindari minum alkohol

Banyak wanita akan menghindari alkohol ketika mereka ingin hamil. Langkah ini juga ternyata berlaku sama pada pria. Penelitian telah menemukan bahwa pria yang sering minum alkohol memiliki kuantitas dan kualitas sperma yang buruk.

- Membuat pilihan gaya hidup sehat

Paparan lingkungan mungkin juga berdampak pada reproduksi laki-laki. Paparan di tempat kerja seperti bahan kimia beracun tertentu, seperti yang digunakan dalam dry cleaning dan pencetakan, pestisida yang digunakan di bidang pertanian, dan logam berat dalam pekerjaan industri, dapat mengurangi kesuburan pada pria.

Satu studi kecil tentang pria menggunakan laptop di pangkuan mereka juga cenderung memiliki sperma yang buruk. Tapi tidak jelas berapa lama dia duduk dan apakah efek ini disebabkan panas atau radiasi akibat penggunaan koneksi nirkabel.

Beberapa penelitian juga menunjukkan, menyimpan ponsel dalam saku celana dapat memengaruhi jumlah sperma. 

5 dari 5 halaman

Waspada terhadap panas

- Waspadalah terhadap panas

Hindari terlalu lama tinggal di kolam air panas, sauna dan ruang uap karena dapat meningkatkan suhu skrotum, yang dapat menurunkan jumlah sperma dan kualitas sperma. Walaupun paparan panas ini tidak memiliki dampak permanen pada sperma, kata Robins.

"Jumlah sperma berkurang mungkin hanya sementara dan bisa kembali normal dalam beberapa bulan setelah seorang pria berhenti pergi ke pemandian air panas atau sauna," katanya.

- Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan

Robins mengatakan, pasangan tidak semestinya menunda kehamilan--meski hanya satu tahun. Karena ada beberapa faktor seperti usia, kondisi fisik dan sebagainya yang mempengaruhi kesuburan. Bagi wanita diatas 35 tahun belum bisa hamil, sebaiknya konsultasikan ke  spesialis kandungan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini