Sukses

4 Hal yang Terjadi Akibat Perut Kembung

Anda tidak sedang hamil, berat badan pun tidak naik tetapi perut Anda terasa besar.

Liputan6.com, Jakarta Anda tidak sedang hamil, berat badan pun tidak naik tetapi perut Anda terasa besar. Apa yang terjadi?

Penyebab yang paling umum perut besar adalah mulas setelah makan berat, atau kadang-kadang merasa kembung. Juga termasuk gangguan pencernaan.

Penelitian yang dilakukan oleh kampanye Wholefgrain Goodness tahun lalu mengatakan hampir setengah dari kita tidak nyaman berbicara tentang perut, dan usus. Itu menunda Anda dengan mudah mendapatkan bantuan.

Berikut ini lima penyebab umum di balik perut kembung Anda, dilansir laman Mirror, Kamis (8/9/2016).

1. Irritable bowel syndrome (IBS)

Jika Anda merasa kembung dalam waktu lama, termasuk nyeri, sembelit, atau diare, bisa jadi Anda menderita IBS.

Secara umum, IBS adalah gangguan fungsional, yang berarti tidak ada yang salah dengan usus itu sendiri tetapi cara kerjanya yang tidak normal.

Peter Whorwell, profesor kedokteran dan gastroenterologi di University of Manchester mengatakan, "Kami pikir usus lebih sensitif pada penderita IBS sehingga proses normal menyebabkan gejala-gejala."

Kembung adalah salah satu efek samping yang paling mengganggu dari IBS. Beberapa wanita merasakan seperti naik berat badan sehingga pakaian tak muat, atau membutuhkan ukuran yang berbeda.

Tak ada obat untuk IBS, tetapi Anda dapat mengelola gejalanya. "Tak mengonsumsi sereal yang penuh serat meringankan gejala 30-40 persen bagi penderita," kata Profesor Whorwell.

Berarti Anda harus menghindari makanan seperti roti gandum, oat, muesli, biskuit pencernaan, sereal bar, dan semua sereal sarapan. Tapi roti putih, kue, biskuit krim tak masalah.

2. Perut kembung

Gejalanya banyak angin yang masuk. Tidak ada yang lainnya. Dan setiap orang pernah mengalaminya. Jika 15 kali sehari itu masih tergolong normal.

Meskipun tidak ada definisi medis dari perut kembung berlebihan, tapi itu mengganggu dan membuat tidak nyaman. Untuk itu cobalah kurangi makanan yang tinggi karbohidrat non-absorbable. Termasuk kacang-kacangan, brokoli, kubis, plum, dan apel. Semuanya itu mengandung sorbitol, pengganti gula.

"Konsumsi makanan secara perlahan, dan ingat untuk mengunyah. Tanpa mengunyah makanan lebih mungkin untuk masuk ke dalam usus yang sebagian rusak, dan ada kesempatan yang lebih tinggi untuk berfermentasi, dan menghasilkan gas," ujar Ian Marber, konsultan nutrisi.

3. Penyakit seliaka

Jika Anda sering merasa lelah, kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan menderita sakit perut bisa jadi penyebab Anda menderita seliaka, yaitu reaksi yang merugikan terhadap gluten.

Makanan yang bisa memicu seliaka antara lain gandum, barley dan rye, serta semua makanan yang terbuat dari bahan-bahan tersebut.

Ini adalah kondisi autoimun yang menyebabkan kerusakan pada permukaan usus kecil yang memengaruhi kemampuan Anda menyerap nutrisi dari makanan.

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, konsultasikan pada dokter dan lakukan tes darah. Sehingga bila diagnosis Anda menunjukkan itu, Anda bisa mulai menghindari semua makanan yang mengandung gluten.

4. Kanker ovarium

Kembung yang terus menerus, dan memiliki perasaan yang selalu kenyang serta sakit perut, Anda harus mewaspadainya. "Gejala perut kembung yang persisten daripada datang dan pergi meningkatkan ukuran perut. Melihat sakit yang terus menerus, dan sering, kesulitan makan dan kencing-kencing, mungkin itu gejala yang disebabkan masalah serius. Penting untuk diperiksa," ujar chief executive Target Ovarian Cancer, Annwen Jones.

Pelajari hal yang memicu sakitnya perut Anda, itu bisa mengurangi frekuensinya. Stres juga dapat menyebabkan secara langsung sakit para perut. "Untuk itu antidepresan digunakan oleh beberapa orang dengan gejala IBS," ujar Mr West.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.