Sukses

Tak Kenal Kata Lelah di Komunitas Zona Siksaan Adrian

Zona Siksaan Adrian (ZSA) adalah komunitas yang khusus melakukan HIIT dan Freeletics. Ini dia manfaat selama bergabung ke ZSA.

Liputan6.com, Jakarta Teman-teman dari komunitas Zona Siksaan Adrian (ZSA) membuktikan bahwa olahraga HIIT yang dianggap menyiksa bisa menjadi sangat menyenangkan dan bikin ketagihan. Anda ingin bukti? Datang ke GOR Soemantri di Kuningan setiap Selasa malam untuk melihat langsung mereka latihan.

Nama komunitas yang terbentuk dari November 2014 ini diberi oleh para pengikut lantaran sang pelatih dianggap "kejam" dalam memberikan contoh gerakan. Pelaku olahraga HIIT ini harus mengerjakan beberapa gerakan dalam waktu dengan jeda istirahat yang sebentar. Latihan juga harus benar-benar sampai batas maksimal dan selama latihan tidak boleh ada yang bilang capai.

"Benar-benar semuanya harus sampai limit. Target yang kita inginkan akan tercapai apabila kita sudah sampai limit. Dari sana anak-anak nge-post di Path, Instagram, dan menambahkan hastag zona siksaan Adrian. Akhirnya menyebar dan sepakat menamai komunitas ini dengan ZSA karena mau bikin baju bareng-bareng. Kalau nama bajunya cuma HIIT doang terdengar aneh, mending ZSA saja," kata Pelatih HIIT sekaligus Inisiator Ahmad Adrian kepada Health Liputan6.com di Jakarta, Selasa (9/6/2016)

Semula yang mereka kerjakan hanya olahraga HIIT saja. Karena sebagian orang dari komunitas ZSA merasa latihan itu sudah tidak mempan lagi, Adrian sebagai pelatih mulai putar otak mengembangkan olahraga ini. "Menu tetap yang kayak dulu. Di depan dikasih pemanasan, pemanasannya mirip sama gerakan-gerakan yang akan dipakai pas main work out tapi isinya nanti mirip freeletics. Jadi digabung. Freeletics dapat, pas akhirnya dapat interval training-nya," ujar Adrian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pelatihnya mantan atlet judo

Adrian yang mulai menggemari olahraga sejak 2001 kebetulan suka melakukan banyak jenis aktivitas fisik. Dari kegemaran yang suka "coba-coba" menggabungkan beragam olahraga yang pernah ia kerjakan, Adrian menemukan HIIT yang paling efektif untuk membentuk otot, ketahanan (endurance), dan target-target lain yang ingin Anda raih.

"Kebetulan saya atlet judo waktu kuliah, sampai kerja mulai coba-coba Brazillian Jiujitsu. Selain mencari mana yang bagus dan enak, sekalian memotivasi diri bisa tidak dapat penghargaan dari olahraga ini. Dari sana coba gabung-gabungin untuk saya terapkan ke badan saya. Ternyata memang HITT yang paling efektif," kata Adrian menambahkan.

Adrian mengatakan tidak akan membiarkan para pengikut di komunitas ZSA ini salah dalam melakukan gerakan-gerakan. Ia juga tidak ingin ada peserta yang cedera setelah latihan. Adrian turun tangan melihat langsung kesiapan para peserta sebelum latihan dimulai.

"Jika salah, secara otomatis otot yang kena akan salah. Pada bagian freeletics, ada yang namanya squats dan melakukan gerakan ini bisa sampai 100 lebih. Kalau salah lutut bisa kena. Jangan sampai muscle tidak terbentuk, sendinya hancur," kata Adrian yang tercatat pernah mengikuti beberapa kejuaraan seperti BMBM 42,195 km (2014), Jakarta Marathon 42,195 km (2014), Porda cabang Judo (2014), Mini Triathlon by Tribuddies (2015), dan Jakarta Marathon 42,195 km (2015)

Begini Cara Adrian Melatih Gerakan HIIT dan Freeletics ke Anggota Komunitas ZSA di GOR Soemantri, Kuningan. (Foto : Komunitas ZSA)

 

3 dari 5 halaman

Disesuaikan kebutuhan peserta

Dan Adrian akan memberikan gerakan-gerakan HIIT sesuai kebutuhan peserta. Ada yang latihan HIIT karena mau lari marathon, ada pula yang ingin kurus, atau rajin melakukan HIIT supaya badan terlihat gemuk tapi didominasi otot. "Waktu intervalnya akan saya beda-bedain. Yang maraton di sini, kurus di sini, dan yang latihan karena memang sekadar olahraga di sini. Menu-menunya akan berbeda-beda," kata Adrian menjelaskan.

Adrian juga bercerita mengenai pencapaian yang telah didapat orang-orang yang bergabung ke komunitas ZSA ini. Satu peserta cowok dan cewek diketahui berani ikut maraton dan sampai di garis finish dalam keadaan "sehat", masih bisa squats, dan burpes. Padahal sang anak didik hanya melakukan HIIT sebanyak empat kali dalam seminggu selama tiga bulan tanpa latihan long run setiap minggu atau interval running setiap hari.

"Yang cowok juga berhasil menurunkan berat badan 10 sampai 15 kilogram," kata Adrian.

"ZSA ini sebenarnya seminggu sekali, itu buat yang umum. Cuma kadang saya ada yang minta untuk personal coach seperti dua orang ini. Jadi, dalam seminggu, tiga kali latihan sama saya dan satu kali gabung ke ZSA. Cuma HIIT doang tiga bulan langsung marathon," kata Adrian menambahkan.

Anda Juga Bisa Melakukan Gerakan HIIT dan Freeletics Seperti Mereka. Asal Anda percaya Maka Akan Berhasil (Foto: Komunitas ZSA)

Adrian, penyabet juara 1 LSS Challenge Run 300 K kategori tiga minggu dan juara 2 Primafit 3 minutes challenge menyarankan siapa saja yang ingin lari maraton untuk rutin melakukan HIIT. Adrian amat menyayangkan apabila pecinta lari cuma fokus ke bagian kaki tanpa melatih bagian perut sama sekali. Menurut dia, sekali pun ada orang yang tidak pernah lari, akan bisa sampai garis finish dalam keadaan baik-baik saja asal latihan HIIT juga.

"Itu yang saya tanamin ke teman-teman. Kalau mau maraton, ikut HIIT seminggu sekali, supaya badan lo aman-aman saja," kata Adrian. Meski jadwal latihan HIIT bersama ZSA hanya seminggu sekali, Adrian tidak sungkan membagi contoh-contoh gerakan yang dapat dilakukan di rumah.

4 dari 5 halaman

Ubah Mindset Sebelum Gabung ke Komunitas ZSA

 

Orang yang baru pertama kali melihat olahraga HIIT (high-intensity interval training) akan megap-megap padahal belum mencoba. Yang terlintas di pikiran mereka, olahraga ini sungguh sangat menyiksa dan bikin ingin mati saja. Namun, Adrian meyakinkan bahwa HIIT tidak seseram yang dibayangkan. Adrian akan mengubah mindset orang-orang yang baru bergabung ke dalam komunitas Zona Siksaan Adrian ini.

"Kita akan ubah mindset-nya sebelum latihan. Karena semua itu datang dari lingkungan. Kalau lingkungannya positif, yang akan diterima pun positif. Cara saya, ada orang yang baru masuk, pas dia melakukan gerakan akan saya beri motivasi bahwa dia bisa melakukan itu dan bisa mencapai target yang diinginkan," kata Adrian. Usia tertua orang yang bergabung di ZSA ini berumur 48 sampai 50 tahun.

Ada Juga Lho Cewek yang Bergabung ke Komunitas ZSA Ini. Kalau Dia Saja Bisa, Anda Pasti Bisa! Buktikan Dengan Bergabung ke Komunitas ZSA (Foto: Komunitas ZSA)

Adrian mengatakan orang awam juga bisa melakukan HIIT dan freeletics. Mereka gagal karena mereka tidak percaya kalau bisa melakukan semua gerakan ini. Termasuk melakukan squats dan burpes 100 kali.

"Beberapa yang pertama datang bilangnya enggak bisa, begitu latihan, pulang, minggu depannya balik lagi. Mereka merasa capai tapi senang juga. Padahal menu yang diberikan selalu sama. Push up 100 kali, burpes 100 kali, dan semua dilakukan tanpa istirahat. Buktinya mereka masih join," kata dia.

5 dari 5 halaman

Kriteria anggota komunitas ZSA

Anda ingin bergabung ke dalam komunitas ZSA? Caranya mudah, cukup datang ke GOR Soemantri di Kuningan setiap Selasa pukul 07.00 malam. Namun, pastikan dulu bahwa Anda punya niat untuk latihan dan jangan pernah bilang kata capai selama latihan.

"Sebenarnya di sini kita senang-senang. Cuma paling enggak, pas datang memang punya niat buat latihan. Have fun saja," kata Adrian menyarankan.

Kalau Memang Benar Gerakan HIIT dan Freeletics Itu Menyiksa, Tidak Mungkin Anggota Komunitas ZSA Bisa Tersenyum Lebar Seperti Ini. (Foto: Komunitas ZSA)

Karena komunitas ZSA melakukan HIIT di dalam gedung olahraga, tidak ada alasan untuk tidak latihan sekali pun hujan deras. "Kalau enggak hujan akan di lapangan, hujan deras banget akan di teras, dan kalau rintik-rintik doang tetap di lapangan karena ujung-ujungnya bakal keringatan. Yang bilang hujan-hujanan bisa bikin sakit, itu cuma mindset saja. Justru kalau hujan rintik-rintik malah segar," kata Adrian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini