Sukses

6 Tipe Orangtua Perusak Masa Depan Anak

Cara mendidik anak merupakan hal penting yang harus dipikirkan dari jauh hari.

Liputan6.com, Jakarta Pekerjaan apa yang paling menantang sekaligus mulia di dunia? Beberapa orang mungkin berpikir bahwa profesi seperti politisi atau pasukan pemadam kebakaran adalah jawaban yang tepat. Namun, sebetulnya jawaban yang paling tepat adalah membesarkan anak.

Menjadi orangtua tidak mudah. Kita tidak dihadapi dengan tumpukan kertas atau benda mati lainnya, namun harus membesarkan sesuatu yang memiliki nyawa. Membesarkan bukan berarti orangtua hanya sekedar berjalan melalui waktu bersama sampai sang anak tumbuh dewasa dan siap untuk menjalani kehidupannya sendiri.

Membesarkannya berarti kedua orangtua haru memastikan mereka memberikan kasih sayang, pelajaran, arahan, bimbingan, kepedulian, keamanan dan hal-hal positif lainnya yang dapat membantu sang anak menemukan kebahagiaan saat ia dewasa nanti.

Mereka pun juga harus tetap membuat anak siap akan tantangan yang dihadapi saat mereka beranjak dewasa. Memang tidak semua orangtua sempurna. Tetapi mereka harus berusaha untuk memberikan sang anak hal-hal mendasar seperti kasih sayang dan kepedulian.

Membesarkan dan mendidik anak sangat penting lantaran semua itu memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam proses pembentukan karakter mereka ke depannya dan juga untuk masa depan mereka secara keseluruhan.

Namun, ada saja tipe orang tua yang dinilai kurang baik cara mendidiknya. Berikut tipe orang tua yang cara mendidik anaknya tergolong buruk, seperti dilansir dari Smoosh, Jumat (2/9/2016):

Tipe kompetitif

Anak kerap dipacu untuk selalu juara satu, selalu aktif dalam sebuah kompetisi atau aktivitas di mana kemenangan adalah tujuan akhir. Ini berbahaya lantaran anak bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak mau mengalah, sering kecewa kalau tidak mendapatkan yang ia mau dan cenderung akan banyak musuh dan susah punya teman.

Tipe pemanja

Anak kerap dimanjakan dengan kata dan perilaku manis, lalu diberikan hadiah tanpa dirinya harus melakukan sesuatu yang signifikan terlebih dahulu. Ini membahayakan anak karena suatu hari dirinya akan kesusahan untuk bisa berjuang sendiri. Ia akan dihadapi kesulitan bersosialisasi atau mengerjakan sesuatu karena apa pun selalu didapatkannya dengan mudah saat masih kecil. Sang anak juga akan lebih mudah sakit hati karena selalu dibiasakan dengan kata dan perilaku manis yang mana membuat mereka berpikir seakan tidak akan ada orang yang pernah menyakiti hati mereka.

Tipe acuh tak acuh

Anak kerap tidak dipedulikan. Orangtua tidak tahu menahu soal teman-teman dalam pergaulannya atau pun nilai ulangan hariannya. Ini bisa berakibat fatal seperti keterlibatan dalam dunia obat-obatan terlarang dan tingkah laku kriminal lainnya.

Tipe pemarah

Anak kerap dimarahi bahkan untuk hal yang sepele. Suatu hari sang anak akan tumbuh menjadi pemarah seperti orangtua mereka. Ia akan sudah memiliki teman dan akan sering terlibat dalam suatu perkelahian yang mana bisa membahayakan hidupnya.

Tipe protektif

Anak terlalu banyak mendapatkan perhatian atau terlalu sering dipantau gerak geriknya. Anak biasanya juga tidak diperbolehkan melakukan sesuatu atau mencoba sesuatu yang dianggap berbahaya. Ke depannya, sang anak berpotensi tumbuh menjadi sosok yang penakut, mudah alergi, perfeksionis dan selalu merasa tidak aman.

Tipe Kasar

Anak kerap disakiti secara fisik dan verbal. Ini sangat berbahaya untuk ke depannya lantaran anak bisa tumbuh menjadi seseorang yang juga suka mengasari orang lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini