Sukses

Ternyata Gangguan Jiwa Bisa Diketahui dari Status Instagram

Walaupun kita tidak mengatakannya secara jelas, namun rasa depresi dan kecemasan sebenarnya dapat terwujud dalam postingan kita

Liputan6.com, Jakarta Salah satu media sosial yang masih digandrungi di kalangan masyarakat adalah instagram. Aplikasi ini sering dijadikan ajang mengunggah foto rutinitas sehari-hari dan lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa gangguan jiwa bisa diketahui lewat status Anda di media sosial tersebut?

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Andrew Reece di Harvard University dan Chris Danforth di University of Vermont, mereka melakukan survei kesehatan mental pada 166 orang. Kemudian peneliti mengatur sebuah algoritma untuk menyisir 43.950 foto yang diunggah oleh para peserta di instagramnya.

Masing-masing instagram para peserta kemudian diperiksa, mulai dari warna foto yang digunakan, komposisi, saturasi, jumlah orang, dan jenis filter instagram yang digunakan. Hasilnya, ternyata orang depresi cenderung mengunggah foto kebiruan, redup, atau menggunakan filter hitam-putih. Mereka juga cenderung memposting foto wajah.

"Mungkin berarti banyak foto narsis akibat mereka fokus pada diri sendiri yang sedang dalam depresi, atau mungkin karena orang tersebut menghabiskan waktu yang hanya sedikit bersama teman-teman atau keluarganya,” ujar Danforth, seperti yang dilansir dari Sheknows, Jumat (1/9/2016).

Algoritma yang dimiliki oleh program komputer mereka dapat memprediksi depresi lebih baik sebanyak 70 persen dibandingkan dengan 42 persen rata-rata akurasi dokter.

Tapi ternyata tidak hanya foto yang dapat memberitahu kesehatan mental seseorang, namun seberapa banyak orang yang bereaksi juga bisa memberitahu kesehatan mental orang yang menggunggahnya. 

Para peneliti menemukan, semakin banyak komentar yang didapat pengguna instagram, maka ia cenderung mengalami depresi. Namun semakin banyak orang yang memberikan tanda suka di postingannya, maka semakin kecil kemungkinan bahwa pengguna tersebut mengalami depresi.

“Kami melihat bahwa program yang kami gunakan dapat digunakan dalam konteks skrining dan penilaian, daripada pengobatan. Algoritma yang kami gunakan memang kompleks dan dengan pola sistemik di banyak titik untuk memberikan petunjuk mengenai psikologi seorang individu. Namun, jika seseorang mengunggah foto kebiruan di instagramnya, hal ini tidak harus selalu menjadi tanda waspada pada kesehatan mentalnya,” ujar mereka.

Untuk saat ini, daripada menunggu aplikasi atau komputer yang bisa memahami kesehatan mental seseorang. Lebih baik kita luangkan beberapa waktu untuk memahami dan mendukung teman atau keluarga yang mungkin sedang mengalami depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya, ujar peneliti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini