Sukses

10 Alasan Pemakai Narkoba Datangi Rehabilitasi

Rehabilitasi atau tempat penyembuhan para pecandu narkoba masih dipandang sebelah mata.

Liputan6.com, Jakarta - Rehabilitasi atau tempat penyembuhan para pecandu narkoba masih dipandang sebelah mata. Banyak orang yang menganggap kurang pentingnya peranan sebuah pusat rehabilitasi.

Korban penyalahguna narkoba dikirim ke pusat rehabilitasi dalam keadaan terpaksa, jika tidak pun kondisinya parah. Padahal, jika pecandu datang dalam keadaan yang parah akan mempersulit proses penyembuhan. Selain itu juga diperlukan waktu yang lebih lama.

Ada 10 alasan pecandu harus segera datang ke Pusat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba, dilansir laman Sekarmawar, Rabu (31/8/2016).

1. Selamatkan hidup

Efek pemakaian narkoba terhadap tubuh bisa merusak semua organ-organ penting, dan menimbulkan gangguan penyakit seperti HIV/AIDS, hepatitis, kerusakan otak, jantung, dan paru-paru. Jika tidak segera diobati maka akan berujung pada kematian.

Belum lagi dampak sosial yang diakibatkan dari perilaku pemakai narkoba. Oleh karena itu, rehabilitasi adalah tempat yang tepat untuk seorang pecandu. Itu juga untuk menyelamatkan hidupnya serta orang-orang di sekitarnya.

2. Masuk dalam lingkungan positif

Lingkungan atau teman yang membawa pengaruh negatif menjadi salah satu pemicu seseorang menggunakan narkoba. Untuk menghilangkannya, sebaiknya seseorang dipisahkan dari tempat nyamannya tersebut.

Salah satunya dengan masuk ke Pusat Rehabilitasi yang merupakan suatu komunitas dengan masalah serta tujuan yang sama. Mereka saling bantu untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Lingkungan yang lebih positif diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku para pecandu Narkoba.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

3. Tetap bersih dan sadar (clean and sober)

3. Tetap bersih dan sadar (clean and sober)

Beberapa Rehabilitasi menerapkan prinsip ‘abstinentia’ yang berarti putus obat total. Ketika masuk rehab, seorang pecandu sama sekali tidak boleh mengonsumsi narkoba. Hal itu tercantum dalam tiga aturan utama (Cardinal Rules) yaitu,

1. Dilarang memakai narkoba (no drugs)
2. Dilarang berhubungan sexual secara sembarangan (no sex)
3. Dilarang berbuat kekerasan (no violence).

Dengan masuknya ke rehabilitasi membuka kesempatan seorang pencandu menjadi bersih (dari obat-obatan terlarang) dan sadar (waras/tidak mabuk).

Pembiasaan yang lama disertai dengan proses penyadaran diri memungkinkan seorang pecandu tidak lagi mengonsumsi narkoba setelah keluar dari pusat rehabilitasi.

4. Pemulihan jangka panjang

Pusat rehabilitasi mempunyai suatu program pemulihan untuk jangka panjang. Dalam Komunitas Terapeutik (Therapeutic Community) sejumlah aturan ditetapkan agar pecandu benar-benar bisa fokus dalam menjalani pemulihan.

Di tahap primary seorang harus mengikuti program pemulihan selama enam sampai 12 bulan, setelah itu baru menginjak ke tahap Re-entry dan Aftercare.

Dengan program-program tersebut diharapkan seorang pecandu dapat benar-benar pulih bukan hanya untuk sementara, melainkan untuk waktu yang panjang. sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan baik di tengah keluarga maupun masyarakat.

3 dari 5 halaman

5. Dilatih peka terhadap lingkungan

5. Dilatih peka terhadap lingkungan

Dalam kehidupan sehari-hari, pecandu narkoba biasanya memiliki sifat malas bekerja, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Namun di rehabilitasi akan diajarkan hal-hal sederhana berkaitan dengan kehidupan.

Pecandu akan dilatih untuk peka, dan memperhatikan hal-hal kecil yang di sekitarnya. Sehingga mereka bisa menciptakan suasana hangat di lingkungan.

6. Kesehatan secara holistik lebih baik

Masalah kesehatan sering dilalaikan oleh seorang pecandu. Hidup mereka tidak teratur, banyak yang kemudian mengalami gangguan kesehatan. Itu semua karena efek dari penyalahgunaan obat yang memengaruhi kesehatan mereka, berbagai penyakit diderita oleh para pecandu seperti HIV/AIDS, lever, ginjal, dan paru-paru.

Di pusat rehabilitasi pecandu diajarkan untuk hidup tertib, bersih, berolahraga, serta mengonsumsi makanan sehat. Secara medis mereka juga diharuskan untuk cek kesehatan di laboratorium atau rumah sakit. Selain itu juga diperhatikan kesehatan mental dan spiritualnya, dengan diajarkannya mengendalikan emosi (handle feeling), cara mengatasi stres. Kehidupan semacam itu membuat pecandu dapat memiliki kesehatan secara holistik lebih baik.

4 dari 5 halaman

7. Hemat uang untuk jangka panjang

7. Hemat uang untuk jangka panjang

Seorang pecandu terbiasa menghabiskan uang dalam jumlah yang besar untuk membeli narkoba dan mengikuti gaya hidup lingkungan mereka. Tidak jarang mengambil harta keluarga secara paksa dan menghabiskannya untuk berfoya-foya.

Mereka tidak bisa mengelola keuangan secara baik, sehingga banyak keluarga yang kehilangan harta benda dengan sia-sia. Dengan masuk ke rehabilitasi diharapkan seorang sembuh dari kecanduannya itu, dan tidak mengonsumsi obat lagi.

Perilaku mereka juga diharapkan menjadi lebih baik, mampu bersikap jujur, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Dengan demikian keluarga akan dapat menghemat banyak uang untuk jangka panjang.

8. Bangun kembali relasi dalam kehidupan

Seseorang mengonsumsi narkoba karena mereka tidak bisa mengatasi masalah dalam hidupnya. Relasi dengan keluarga terganggu, masyarakat cenderung memberi stigma buruk bagi mereka.

Relasi yang rusak ini diakibatkan oleh perilaku serta pandangan yang salah dalam diri. Selama menjalani rehabilitasi mereka diajak untuk memperbaiki hubungan khususnya dengan keluarga mereka.

Mengampuni adalah sikap yang sangat tepat untuk membangun kembali relasi dalam kehidupan. Beberapa session dalam rehabilitasi memberi kesempatan bagi para pecandu dan keluarganya mengadakan sebuah rekonsiliasi.

5 dari 5 halaman

9. Kembali jalani kehidupan spiritual

9. Kembali jalani kehidupan spiritual

Spiritual memegang peran yang cukup penting dalam proses pemulihan. Kehidupan spiritual seorang pecandu biasanya mengalami kekeringan. Kekecewaan dan kegagalan dalam hidup membuat mereka goyah. Pecandu sulit untuk diajak berdoa.

Jika ada kegiatan spiritual hanya sebatas luarnya saja, tidak muncul dari dalam hatinya. Di Pusat Rehabilitasi yang berbasis therapeutic community memiliki empat struktur program, yaitu behaviour (tingkah laku), emotional/psikological (psikologis), spiritual (kerohanian), dan vocational/survival (ketrampilan).

10. Kembali pada kehidupan nyata

Seorang pecandu mempunyai kehidupan yang semu. Kenikmatan atau kebahagiaan yang dirasakan hanya bersifat sementara, mereka lari dari kenyataan hidup, dan bersembunyi di balik pengaruh obat-obatan.

Dalam Pusat Rehabilitasi mereka diputuskan dari kehidupan yang semu tersebut. Betapapun sakitnya mereka harus berusaha untuk berani menghadapi realita kehidupan.

Memang tidak mudah, namun dengan bantuan para konselor serta teman-teman yang senasib, mereka diharapkan mampu kembali ke kehidupan yang nyata. Dengan dibentuknya kembali perilaku, emosi, bekal spiritual dan memiliki ketrampilan diyakini mereka bertahan hidup.

Masuk pusat rehabilitasi pecandu dipulihkan baik secara biologis, psikologis, spiritual dan lingkungan sosial. Semua itu memungkinkan mereka untuk meraih kehidupannya kembali setelah menghilang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini