Sukses

Mulusnya Terapi Kanker Payudara Tergantung Suasana Hati Wanita

Wanita penderita kanker yang melalui terapi hormon dengan perasaan negatif cenderung mengalami efek samping obat dua kali lipay lebih buruk

Liputan6.com, Jakarta- Kanker payudara merupakan salah satu penyakit akut yang sejak dulu sudah membuat wanita seantero jagad ketar-ketir. Mereka yang menderita penyakit ini tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hingga kelak bisa sepenuhnya pulih.

 

Jenis penanganan kanker payudara beragam. Penderita biasanya memilih atas saran dokter dan juga tergantung pada faktor seperti, stadium atau tingkat perkembangan kanker, kondisi kesehatan menyeluruh dan masa menopause.

Bagi penderita kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu oleh estrogen atau progesteron alami, terapi hormon adalah solusi penanganan yang paling tepat untuk mereka.

Seperti diterangkan dalam situs Time, mengutip Selasa (30/8/2016), terapi hormon secara spesifik digunakan untuk menurunkan tingkatan kanker atau menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi pengecilan tumor yang mana bertujuan agar mudah diangkat.

Terapi hormon juga umumnya diterapkan setelah operasi dan kemoterapi. Dalam proses terapi tersebut, ada dua jenis obat yang digunakan yaitu, tamoksifen dan penghambat enzim aromatase. Tamoksifen bekerja sebagai agen penghambat estrogen agar tidak mengikat diri pada sel kanker. Sementara enzim aromatase berperan sebagai penghadang kinerja aromatase. Enzim ini sangat cocok untuk penderita yang sudah menopause. 

Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase memiliki sejumlah efek samping yang mirip antar satu sama lain, diantaranya adalah, sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes). Namun, tamoksifen memiliki efek samping khusus lainnya, yaitu dapat berpotensi menyebabkan adanya perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.

Pengaruh suasana hati pada terapi hormon

Untuk memastikan seseorang bisa pulih atau setidaknya bisa merasakan kondisi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, suasana hati orang tersebut harus bernuansa positif. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Oncology mengungkap fakta bahwa penderita yang menjalani terapi hormon dengan suasana hati negatif cenderung lebih lemah kondisi fisiknya dan harus merasakan efek samping obat yang terasa dua kali lipat jauh lebih parah dibandingkan sebelumnya. 

Studi berupa survei itu melibatkan 111 wanita penderita penyakit kanker payudara yang telah menjalani terapi hormon secara teratur dari awal hingga dua tahun berikutnya. Setiap wanita ditanya soal perasaannya saat menjalani terapi hormon dan melewati efek samping yang ditimbulkan obat.

Sebagian besar dari mereka mengaku bahwa suasana hati memiliki pengaruh yang begitu besar pada proses terapi hormon kanker payudara .Mereka yang melalui terapi hormon diiringi suasana hati dan pikiran negatif menjelaskan bahwa cobaan yang mereka harus lewati jauh lebih berat dan efek samping obat terapi hormon jauh lebih terasa. 

Beberapa dari mereka yang menghadapinya dengan jiwa positif yaitu rasa ikhlas dan tetap penuh syukur mengaku proses terapi hormon dilalui dengan mudah dan cepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini