Sukses

Wajah Terbakar, Pemadam Kebakaran Ini Jalani Transplantasi

Patrick Hardison harus menerima risiko pekerjaan sebagai pemakam kebakaran.

Liputan6.com, Jakarta Patrick Hardison harus menerima risiko pekerjaan sebagai pemakam kebakaran. Pada 2001 lalu, saat ia dan rekan-rekannya berjuang menyelamatkan seorang wanita yang terperangkap di dalam rumah mobil, wajah Patrick terbakar.

Anak-anaknya pun menjerit ketakutan ketika melihat wajah sang ayah yang rusak. Bukan itu saja, Patrick pun sempat merasakan tatapan sinis dari orang-orang yang berpapasan dengannya.

Tetapi sekarang, ia bisa menjalani kehidupannya secara normal. Setelah menjalani operasi transplantasi wajah, dilansir laman Mirror, Kamis (25/8/2016).

Patrick Hardison menjalani operasi transplantasi wajah (Foto: Mirror.co.uk)

"Aku sudah kembali menjadi pria normal dan melakukan kegiatan normal. Aku bangun pagi, mandi, dan siap-siap memulai hari," ujar bapak lima anak ini.

Pada Agustus tahun lalu, Dr Eduardo Rodriguez melakukan transplantasi lebih dari 26 jam dan memberikan Patrick wajah David Rodebaugh, seorang mekanik sepeda yang meninggal dalam kecelakaan.

Dr Rodriguez, yang memimpin tim lebih dari 100 petugas medis untuk melakukan operasi. "Kami kagum pada pemulihan Pat, yang telah melampaui semua harapan kita."

Dr Rodriguez mengatakan tidak ada bagian penolakan. Transplantasi ini dilakukan hampir seluruh tubuh mulai kepala hingga penis.

Patrick Hardison menjalani operasi transplantasi wajah (Foto: Mirror.co.uk)

Terobosan transplantasi dilakukan di NYU Langone Medical Centre di New York. Dr Rodriguez mengatakan melakukan ini memiliki kesempatan keberhasilan 50 persen.

Setelah operasi sukses, pria berusia 42 tahun ini pun mulai mengemudi dan liburan bersama keluarga ke Disney World. Oa pun sudah mampu berenang di kolam. Ini adalah pertama kalinya setelah 15 tahun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.