Sukses

Waspada, Bakteri Mematikan Ini Justru Menyebar Saat Udara Panas

Bakteri laut yang belum lama diketahui merajalela saat suhu udara tinggi atau saat panas, sudah menelan korban hingga 142 ribu jiwa.

Liputan6.com, Jakarta- Kita mungkin hidup dengan stigma yang mengajarkan bahwa semakin tinggi suhu udara, semakin susah untuk bakteri atau kuman hidup.

Pemikiran ini tidak sepenuhnya salah lantaran suhu udara tinggi mampu menghentikan keberlangsungan hidup bakteri atau kuman tersebut baik di udara maupun di air.

Namun seperti dimuat Environment and Energy Publishing, Rabu (17/8/2016), sebuah penelitian belum lama ini mengungkap adanya bakteri yang justru menyebar atau merajalela di laut saat suhu airnya tergolong tinggi.

Spesies bakteri tersebut adalah Vibrio dengan bentuknya menyerupai batang berukuran pendek yang hidup di laut. Populasi mereka terus meningkat dan diakibatkan oleh sejumlah variabel yang mana salah satunya adalah suhu air yang kian memanas akibat udara yang setara panasnya.

Kemungkinan membawa penyakit terhadap manusia cukup besar dan pertumbuhannya yang pesat patut dikhawatirkan.

Penelitian tersebut dijelaskan secara detil di dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science. Fokus para ilmuwan disudutkan pada dampak perubahan iklim terhadap bakteri jenis Vibrio.

Seperti diumumkan oleh pihak World Health Organization melalui situs resminya, bakteri jenis Vibrio dapat mengakibatkan sakit diare dan kolera yang telah merengut 142 ribu nyawa orang dari seluruh bagian dunia beberapa tahun ke belakang ini.

Rata-rata angka kematian akibat penyakit tersebut di Amerika Serikat mencapai 100 dengan 80 ribu dari mereka terbukti terjangkit penyakit yang secara langsung diakibatkan oleh bakteri tersebut.

Penulis buku sekaligus profesor di University of Maryland dan John Hopkins Blommberg School of Public Health, AS, Rita Colwell, menjelaskan bagaimana ia dan peneliti lainnya menemukan fakta baru tersebut yang menegaskan, bukanlah tingkat atau kadar keasaman air yang menjadi alasan bertumbuh pesatnya bakteri tersebut, tetapi justru peningkatan suhu udara.

“Risiko terbesar tentunya akan paling dirasakan oleh negara-negara tropis yang tengah berkembang. Mereka lebih rentan akan pergantian cuaca yang tergolong ekstrem seperti topan, banjir dan panas terik. Apabila sistem sanitasi di wilayah sekitar laut tidak diperhatikan dengan baik, maka akan berakibat buruk terhadap kesehatan orang-orang yang berdomisili di area tersebut,” tuturnya.

Bakteri Vibrio diketahui langsung berkembang pesat saat suhu mencapai 15 derajat Celcius. Ini cukup mencemaskan karena suhu tersebut masih tergolong dingin untuk manusia dan kebanyakan negara tropis pasti diwarnai oleh panas dari teriknya matahari yang suhunya bisa mencapai 35 hingga 40 derajat Celcius.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini