Sukses

Ingin Suami Kembali, Ibu Diduga Racuni Balita dengan Garam

Demi mendapatkan perhatian sang suami, seorang wanita 23 tahun meracuni salah seorang bayinya dengan garam.

Liputan6.com, Jakarta Demi mendapatkan perhatian sang suami, seorang wanita 23 tahun meracuni salah seorang bayinya dengan garam.

Kimberly Martines dikabarkan berpisah dari suaminya dan putus asa mendapatkan perhatiannya lagi dengan cara meracuni putrinya yang berusia 17 bulan. Begitu alasan yang diungkap oleh pihak kepolisian yang menangangi kasus Kimberly.

Wanita yang tengah putus asa ini tidak menggunakan cairan pembersih rumah tangga atau pun perkakas lain yang menyakitkan. Kimberly yang berasal dari Spartanburg, S.C, Amerika Serikat ini menggunakan bumbu dapur yang sederhana: garam.

Menurut keterangan pengacara Barry Bernette, Kimberly mengaku pada penyidik bahwa dia menyuapi anaknya, Peyton, dengan satu sendok makan garam dan kemudian memberinya minum.

"Dia melakukan hal itu untuk mencoba dan mencari perhatian suaminya. Untuk mendapatkannya kembali dalam hidupnya," ujar Barry, dilansir dari laman Washingtonpost, Senin (8/8/2016).

Sementara itu saudari Kimberly, Tiffany Lizar memberi pernyataan yang berbeda dari Barnette. Menurutnya, Kimberly adalah sosok ibu yang baik dan tak akan menyakiti anak-anaknya.

Kimberly mengatakan pada polisi bahwa dia terbangun oleh teriakan Peyton. Balita itu lantas dibawa ke rumah sakit dan mengalami kejang serta demam tinggi. Dokter mendiagnosisnya keracunan garam akut.

Dua hari setelah dirawat di rumah sakit, Peyton tidak merespon tindakan pengobatan sehingga dokter memutuskan untuk memberinya alat bantu. Namun keesokan siangnya balita itu mengembuskan napas terakhir.

Jika sebelumnya Kimberly Martines dituntut dengan kejahatan penganiayaan anak, kini pihak berwajib meningkatkan tuntutan menjadi pembunuhan dengan penganiayaan anak. Jika terbukti, Kimberly akan dikenai hukuman 20 tahun penjara.

Meski terkesan sepele, ada banyak kisah mengerikan terkait keracunan garam. Salah satunya mengenai remaja 19 tahun yang koma dua jam setelah menenggak 1 liter kecap asin. Remaja tersebut memang kemudian bisa diselamatkan, tapi bayi dan individu dengan keterbelakangan perkembangan dan demensia bisa mengalami masalah kesehatan serius jika mengonsumsi terlalu banyak garam.

Laman Washington Post mengutip NPCC, ketika ada terlalu banyak sodium dalam aliran darah, air akan segera mendesak keluar dari sel-sel tubuh untuk menguranginya. Hal ini tentu merusak sebagian besar sel dan menghancurkan sel-sel otak. Ketika mereka menyusut, mereka terkoyak dari tempatnya.

Pembuluh darah yang terkoyak dan cairan yang semakin banyak di otak menyebabkan kejang serta koma. Cairan bisa memenuhi paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas. Gejala lainnya termasuk rasa haus yang intens, mual, muntah, dan lemah. Bahkan individu yang mengalami keracunan pun bisa terkena kerusakan ginjal.

Dokter bagian emergensi di Greenville, David Brancati mengatakan, pada sebagian kasus, sejumlah kecil sodium pun bisa berakibat fatal.

"Tergantung pada ukuran dan kondisi medis yang dialami, hal itu seharusnya tidak mengancam nyawa pada remaja 17 tahun," ujar Brancati merujuk pada kasus bayi yang menelan 1 sendok makan garam. "Tapi sekali lagi, ada beberapa kasus dalam literatur yang menyebutkan bahkan mengonsumsi sejumlah kecil sodium bisa menyebabkan kondisi yang sangat buruk," lanjutnya.

Brancati menjelaskan, keracunan garam menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh dan hal itu yang membuat cairan berpindah. Misalnya, orang yang mengonsumsi terlalu banyak garam bisa mengalami pembengkakan di otak, mengalami kejang, serta aritmia jantung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini