Sukses

Pakar Kesehatan Jiwa Dorong Pemerintah Bentuk Pusat Penelitian

Para dokter kesehatan jiwa mendorong pemerintah untuk segera membentuk pusat penelitian kesehatan jiwa yang bernama NIMH

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pakar kesehatan jiwa mendorong pemerintah untuk segera membentuk pusat penelitian kesehatan jiwa, National Institute of Mentah Health (NIMH) di Indonesia.

NIMH merupakan pusat penelitian, pengembangan, dan teknologi untuk mempelajari semua hal mengenai kesehatan jiwa.

Pusat studi ini sebenarnya wujud implementasi dari Undang-undang no 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa yang seharusnya sudah berjalan sejak tahun 2015, ujar Direktur Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Fidiansyah, Sp.KJ, MPH di sela-sela acara Pre-Workshop Research Capacity Building Towards the Implementation of the National of Mental Health di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Kamis (27/7/2016).

"NIMH di rumah sakit jiwa tidak pernah berjalan karena terkendala anggaran dan tenaga kerja,” ujarnya.

Menurut Professor of Medical Anthropology Harvard, Byron j. good, PhD, jumlah psikiater di Indonesia masih sedikit sekali jika dibandingkan dengan negara lain seperti Australia. "Di Yogya itu contohnya, cuma ada 25 psikiater. Padahal di Australia ada 500 psikiater hanya untuk satu provinsi,” katanya.

NIMH sendiri, kata dia, sebenarnya sudah didirikan di Amerika dan jepang berpuluh-puluh tahun yang lalu. Ahli kesehatan jiwa lain, dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ, mengatakan, pusat studi ini dibutuhkan di Indonesia karena banyaknya masalah mengenai kesehatan jiwa yang rentan bagi masyarakat Indonesia.

“Ada banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan jiwa di negara ini, seperti misalnya kesehatan jiwa anak, kesehatan jiwa dewasa, kesehatan jiwa perempuan, dan sebagainya,” katanya.

Tak hanya sebagai Pusat studi, NIMH juga bisa dipakai untuk membuat kebijakan kesehatan.

“Ini bukan kesehatan perorangan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tapi untuk nasional. Jadi pemerintah yang bertanggung jawab dengan masalah ini sehingga kami sedang berusaha menyusun strategi agar mudah dibaca oleh Presiden," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.