Sukses

Jangan Remehkan Bayi Anda Sebelum Baca Hasil Penelitian Ini

Kita sering berpikir bahwa bayi berpikir dan bertindak tidak sama dengan orang dewasa ketika memahami satu sama lain. Namun menurut studi

Liputan6.com, Jakarta Kita sering berpikir bahwa bayi tidak dapat mengerti apa yang dilakukan orang dewasa. Namun menurut studi baru dari University of Chicago yang dirilis dalam Psychological Science, mengatakan sebaliknya. Seperti dilansir dari parents, Rabu (27/7/2016), bayi bisa memahami apa yang mereka amati.

Untuk sampai pada hal ini dalam memahami perilaku sosial bayi, ahli saraf dan psikolog perkembangan memasang topi yang bisa mengukur aktivitas bayi yang berumur 36 bulan. Selama 12 kali, bayi menyaksikan seorang aktor yang mengambil salah satu dari dua mainan, kemudian barulah mereka diperbolehkan memilih mainan.

Sciencedaily mencatat bahwa aktivitas otak bayi sebenarnya memprediksi bagaimana mereka akan menanggapi perilaku aktor. Ketika mereka meniru apa yang dilakukan aktor, para peneliti melihat adanya keterlibatan sistem motorik pada aktivitas otak mereka.

“Penelitian ini memberitahu bahwa pada pertengahan tahun hidup mereka, bayi mulai dapat memahami bahwa orang bertindak dengan tidak disengaja. Misalnya mereka memilih satu mainan karena memang menginginkannya. Pemahaman ini tidak hanya melibatkan bagaimana bayi mengamati tindakan orang lain, namun juga termasuk dengan sistem motoriknya ketika ia memilih mainan yang sama dengan bayi lainnya,” ujar profesor ilmu psikologi dan otak di Boston Unversity, Helen Tager-Flusberg.

Pada dasarnya, bayi lebih maju dalam hidup sosialnya daripada yang kita duga. Selain itu para peneliti mengatakan bahwa studi ini akan memberikan kontribusi dalam memahami mengenai gangguan otak seperti autisme lebih lanjut.

Ini adalah berita besar, bahwa bayi memahami apa yang mereka amati. "Jadi, ada hubungan langsung antara mengamati orang lain, memahami apa yang orang lain lakukan, dan belajar bagaimana bertindak,”ujar penulis dan profesor William S. Gray psychology di UChicago, Amanda Woodward.

Ia juga menambahkan, “saya terpesona bahwa otak bayi ternyata sangat canggih. Saya sedikit malu dengan berapa banyak hal yang telah saya lakukan di depan bayi saya, karena berpikir mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi,” ujar profesor Woodward.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini