Sukses

Memahami Kelamnya Hidup Anak Jalanan dan Difabel Lewat Lukisan

Sebanyak 20 lukisan hasil karya anak-anak jalanan dan difabel atau berkebutuhan khusus dipamerkan di Bentara Budaya

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 20 lukisan hasil karya anak-anak jalanan dan difabel atau berkebutuhan khusus dipamerkan di Bentara Budaya, Jakarta. 

Mereka adalah beberapa murid di UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Kalijudan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Wonorejo, Jawa Timur.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang turut hadir mengatakan, anak-anak ini tadinya sulit dibina karena biasa mendapat uang dari mengemis, korban perdagangan manusia (human traficking), mengamen dan kehidupan kelam lainnya. Namun mereka dibimbing untuk mengembangkan bakatnya.

"Awalnya anak-anak tersebut adalah anak-anak yang nakal dan tidak bisa diatur. Namun ketika dibimbing dan di arahkan seni seperti melukis, mereka bisa kok jadi anak manis," ujar Risma saat ditemui, Kamis malam.

Pendamping pelukis, Andi Prayitno, mengatakan, mengajari anak-anak yang berkebutuhan khusus, dibutuhkan kesabaran tinggi dan metode khusus.

"Sebenarnya, tidak ada terapan atau pembelajaran saklek yang saya ajarkan, namun komunikasi antara saya dengan anak-anak, terutama yang berkebutuhan khusus. Ada yang secara goresan (lukisan) dia bagus, tapi warna kuning, dia gak afal. Jadi salah satunya itu yang saya ajarkan, memberitahu warna2, mengulangnya terus-menerus hingga ia hafal," ujarnya.

Tapi ternyata hasilnya cukup mengagumkan. Salah satu karya yang tak bisa dianggap sepele adalah Neneng yang baru berusia 15 tahun. Dia merupakan anak indigo berkebutuhan khusus yang karyanya banyak dipuji. Bahkan Risma mengatakan, lukisan Neneng seperti Picasso.

"Lukisan Neneng juga telah digunakan menjadi sampul buku beberapa penerbit. Dia yang paling aktif memberikan lukisan dan sering diundang ke acara seni," ujar Risma.

Andi menuturkan Neneng memang memiliki bakat yang tak bisa diabaikan. Ketika dia diganggu dengan teman-temannya, dia akan cenderung melukis sosok perempuan berambut panjang dengan rambut putih yang hanya memiliki satu mata.

"Neneng itu kalau melukis harus mendengarkan musik. Kalo enggak, dia enggak bakal mau melukis," ujarnya.

Selain Neneng, kata Andi, ada sebelas anak berbakat lainnya seperti Siti, Babil, Riski, Omay, Pina, Ketut, Joshua, Aris, Yusuf, dan Dayat.

Pameran ini terbuka untuk umum dan berlangsung dari 21 Juli-23 Juli, pukul 10:00-18:00.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini