Sukses

Sains Jelaskan tentang Pengalaman Nyaris Mati

Individu yang religius seringkali mengatakan mereka melihat "lorong gelap yang panjang" saat mengalami pengalaman nyaris mati

Liputan6.com, Jakarta Individu yang religius seringkali mengatakan mereka melihat "lorong gelap yang panjang" saat mengalami pengalaman nyaris mati (near death experience). Pengalaman itu dikaitkan dengan keberadaan Tuhan. Suatu pengalaman yang dipercaya pasti akan dirasakan setiap orang.

Tapi sains memiliki pendapat yang berbeda. Para peneliti Belgia menganalisis pengalaman 400 orang di seluruh dunia dan menemukan pengalaman tersebut nyaris sama meski masing-masing mereka berasal dari budaya berbeda.

Setelah peneliti menggunakan pindai otak (brain scanner) untuk mengidentifikasi area otak yang bertanggung jawab atas kondisi tersebut, hasilnya menunjukkan, "near death experience" sebenarnya bersifat biologis ketimbang relijius. Steven Laureys menjelaskan hal tersebut.

Laureys juga menemukan, sangat mungkin untuk membuat pengalaman nyaris mati secara artifisial. Orang bisa memunculkan pengalaman tersebut dengan bernapas serta mengubah postur secara cepat. Dan salah seorang peneliti yang melakukan hal itu "berhasil" melihatnya, sebuah lorong gelap yang panjang.

Dr Laureys menggunakan pindai otak dan menemukan bahwa pengalaman itu memicu aktivitas di bagian otak yang disebut temporal parietal junction.

"Di seluruh dunia, cerita mengenai near-death experience terus mencuat dan itu artinya kita bisa memilih faktor serupa untuk mencari tahu apa penyebabnya," ujar Dr Laureys, dilansir dari laman Metro.do.uk, Selasa (19/7/2016).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.