Sukses

Waspadai Bahaya Penggunaan Deodoran

Profesor biologi di North Carolina State University, Heather Patisaul, Ph.D, memperingatkan bahaya deodoran bagi tubuh

Liputan6.com, Jakarta Seorang profesor biologi di North Carolina State University, Heather Patisaul, Ph.D, seperti dikutip dari Time, Senin (11/7/2016) memperingatkan bahaya deodoran bagi tubuh. Bahan-bahan yang terkandung dalam deodoran yang dioleskan pada ketiak lebih berbahaya dibandingkan racun yang masuk melalui mulut, karena bahan berbahaya dapat langsung masuk melalui aliran darah tanpa melalui proses metabolisme.

Hal senada juga diungkap oleh Philip Harvey, Ph.D., pemimpin redaksi Journal of Applied Toxicology bahwa beberapa senyawa yang digunakan dalam deodoran diserap dan disimpan dalam sel lemak, yang banyak terdapat di daerah ketiak. Jaringan ketiak mengandung reseptor hormon, yang bisa bereaksi terhadap bahan-bahan deodoran yang sama.

Untuk semua alasan ini, para ahli seperti Harvey dan Patisaul kawatir senyawa tertentu pada deodoran bisa menyebabkan masalah reproduksi, serta kanker. (Penelitian lain menunjukkan beberapa zat ini dapat mengacaukan mikroorganisme baik, yang bermanfaat yang hidup di ketiak dan di dalam tubuh). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

5 Bahaya

Berikut adalah 5 bahan deodoran yang wajib diperhatikan:

Parabens

Dalam deodoran dan produk perawatan pribadi lainnya, paraben digunakan sebagai pengawet. Penelitian menunjukkan beberapa paraben dapat mengganggu tubuh dalam memproduksi dan mengatur estrogen dan hormon lainnya, Patisaul"Ada jaringan estrogen-sensitif pada payudara, sehingga dikhawatirkan dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker," jelasnya. Itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan.

Meski American Cancer Society dan National Cancer Institute mengatakan tidak ada "bukti" yang menghubungkan kimia deodoran dengan kanker. Tapi ada bukti laboratorium yang mendukung kekhawatiran Patisaul. Penelitian dari Philippa Darbre, seorang ahli onkologi di University of Reading di Inggris, menunjukkan pencampuran paraben yang berbeda dapat memperkuat efek estrogenik.

Tapi membuktikan bahwa campuran ini dapat menyebabkan kanker hampir mustahil. "Kanker adalah proses multistage kompleks, dan perkembangannya berlangsung selama bertahun-tahun," kata Darbre.

Aluminium

Masih menurut studi Darbre, logam ini dapat menyebabkan ketidakstabilan gen dalam jaringan payudara. Ketidakstabilan ini membuat perubahan serta dapat meningkatkan pertumbuhan tumor atau sel kanker. "Lebih dari 50% kanker payudara mulai di kuadran luar atas dari payudara lokal ke daerah ketiak," kata Darbre. Sementara itu tidak selamanya aluminium harus disalahkan.

Namun, situs American Cancer Society, menjelaskan tidak ada kaitan langsung antara aluminium dan kanker. Situs National Cancer Institute mengatakan "diperlukan penelitian lebih lanjut”.

3 dari 3 halaman

Triclosan

Triclosan

Produsen kosmetik menambahkan bahan kimia ini guna mencegah kontaminasi bakteri, dan untuk membunuh bakteri pada permukaan kulit, seperti pada produk anti-jerawat, beberapa deodoran dan antiperspirant serta sabun tangan. FDA mengatakan tidak ada bahaya terkait dengan triclosan. Tapi badan ini juga mengakui bahwa penelitian telah berkembang dan bisa segera mengubah sikapnya.

Beberapa penelitian pada hewan terkait triclosan telah dilakukan. "Ada bukti dari amfibi dan ikan bahwa triclosan merusak fungsi tiroid, yang sangat penting untuk perkembangan otak," jelas Patisaul.

Phthalates

Senyawa ini membantu deodoran dan kosmetik lainnya sebagai pewangi kulit. Namun Phthalates dapat mengganggu fungsi androgen yaitu cara tubuh memproduksi dan menggunakan hormon testosteron, jelas Patisaul.

Meskipun testosteron adalah hormon laki-laki, tapi perempuan juga memproduksi hormon ini, dan memainkan peran dalam energi dan otot pemeliharaan. "Phthalates bisa mengganggu kemampuan reproduksi pada pria, atau dapat mempengaruhi perkembangan janin pada wanita hamil," kata Patisaul. Penelitian juga telah dikaitkan phthalates untuk IQ lebih rendah dan tingkat yang lebih tinggi dari asma.

Pewangi

"Ini bisa jadi berasal dari bahan phthalates, atau bisa juga zat lain yang menyebabkan alergi atau iritasi kulit," kata Patisaul. Bahkan beberapa produk beraroma dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang.

Bagaimana melindungi diri

Jika senyawa ini menjadi perhatian Anda, Darbre mengatakan supaya menghindari penggunaan produk deodoran yang dioleskan di ketiak. Sementara Patisaul merekomendasikan untuk membeli deodoran alami bebas paraben dan bebas fragrance, serta pastikan dengan memeriksa kandungan bahan untuk memastikan kadar triclosan.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini