Sukses

Beragam Isu yang Menghantui Kegiatan Vaksinasi di Indonesia

Isu-isu terkait kegiatan vaksinasi di Indonesia yang selama ini menghantui PT Bio Farma

Liputan6.com, Jakarta Ada tiga isu terkait pro dan kontra kegiatan vaksinasi di Indonesia yang selama bertahun-tahun "menghantui" PT Bio Farma. Isu halal atau haramnya vaksin, konspirasi, dan isu keamanan. Belum selesai masalah-masalah itu, tahu-tahu muncul satu isu yang cukup meresahkan masyarakat yaitu vaksin palsu.

"Halal haram sudah pasti. Isu konspirasi pun sudah lama ada yang mengatakan imunisasi kegiatan Yahudi. Masalah keamanan juga demikian. Ada yang bilang vaksin itu penyebab autisme. Sekarang muncul yang baru, vaksin palsu," kata Sekretaris Direktorat Perencanaan dan Pengembangan PT Bio Farma, Iwan Setiawan dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016) sore.

Terkait masalah isu-isu tersebut, Iwan, produsen vaksin global PT Bio Farma menganggapnya sebagai dinamika kehidupan. "Semoga dengan label halal, isu-isu tersebut dapat terselesaikan dan tidak jadi pembicaraan. Tidak ada lagi pro dan kontra," kata Iwan.

Lebih lanjut Iwan mengatakan, Bio Farma sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menuju produksi vaksin halal. Produsen vaksin milik BUMN yang pada Agustus 2016 ini berumur 126 tahun memiliki karyawan yang mayoritas beragama muslim.

"Komitmen ini sudah ada sejak lama, sebelum ada UU JPH (Jaminan produk halal)," kata Iwan menerangkan.

Iwan tak memungkiri bahwa di beberapa daerah sudah terkena isu-isu tersebut. Bahkan di ranah sosial, yang 70 persen berisi informasi yang tidak benar.

"Misalnya di Tarakan, ada yang menyebut pembuat vaksin adalah para pastur," kata Iwan menerangkan.

Guna meyakinkan seluruh masyarakat di Indonesia bahwa vaksinasi bukanlah sesuatu yang haram, Iwan menekankan, vaksin yang berasal dari Bio Farma sudah tersebar di 131 negara Islam yang tergabung di OKI. "Kalau Saudi Arabia menjadi kiblatnya, mereka sudah supply dari Bio Farma," kata Iwan kembali menjelaskan.

Bahkan di negara Islam sendiri, cuma Bio Farma yang terverifikasi WHO. "Vaksin itu tidak bisa dibikin seenaknya. Ada kesepakatan secara global. Ada vaksin untuk penyakit berat penyebab cacat dan kematian, serta vaksin untuk penyakit menular yang tidak menyebabkan kematian tapi bila terkena dapat menurunkan produktivitas, seperti flu," kata Iwan menekankan.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.