Sukses

Siapa Saja yang Tak Boleh Jalani Terapi Bekam?

Terapi bekam adalah suatu pengobatan alternatif dengan menggunakan cangkir yang diletakkan di atas kulit untuk kemudian dihisap.

Liputan6.com, Jakarta Terapi bekam adalah suatu pengobatan alternatif dengan menggunakan cangkir atau bahan berbentuk cangkir/mangkuk yang diletakkan di atas kulit tubuh untuk kemudian dihisap. Cangkir dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti kaca, bambu, dan tembikar.

Dilansir dari Webmdb, Jumat (24.6.2016), terapi bekam pertama kali digunakan di Mesir kuno, Tiongkok, dan budaya Timur Tengah. Salah satu buku medis tertua di dunia adalah The Ebers Papyrus, menggambarkan bagaimana orang Mesir Kuno menggunakan terapi ini pada 1.550 SM.

The British Cupping Society menuturkan, “Terapi bekam dapat mengobati berbagai macam kondisi penyakit." Hal ini memang belum didukung oleh penelitian, tetapi organisasi tersebut mengatakan bahwa terapi dapat digunakan pada:

1. Kelainan darah seperti anemia dan hemofilia.
2. Penyakit rematik seperti arthritis dan fibromyalgia
3. Fertilitas
4. Masalah kulit seperti eksim dan jerawat
5. Tekanan darah yang tinggi seperti hipertensi
6. Migrain
7. Kegelisahan dan depresi
8. Sesak napas seperti yang disebabkan oleh alergi dan asma.
9. Varises

Walaupun bekam dianggap relatif aman, terutama bila dilakukan oleh para profesional kesehatan yang terlatih, terapi bekam juga memliki efek samping. Termasuk di antaranya adalah :

1. Ketidaknyamanan
2. Luka bakar
3. Memar
4. Infeksi kulit

The British Cupping Society menambahkan juga agar wanita hamil atau wanita yang sedang menstruasi, penderita kanker metastatik, dan orang yang mengalami patah tulang tidak melakukan terapi ini.

Organisasi tersebut juga mengatakan bahwa terapi bekam tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh seperti urat dalam trombosis, ulcer, lambung, arteri dan urat nadi.

Namun seperti pengobatan alternatif lainnya, terapi bekam memang belum diteliti secara luas. Para peneliti mengatakan bahwa kebanyakan studi mengenai terapi ini, masih kecil dan kurang. Studi lebih lanjut di diperlukan untuk membuktikan atau menyangkal klaim mengenai manfaat kesehatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.