Sukses

7 Hal yang Sering Dikaitkan sebagai Penyebab Autisme

Hingga kini penyebab anak lahir autis masih menjadi misteri, belum diketahui secara pasti

Liputan6.com, Jakarta Hingga kini penyebab anak lahir dengan autisme masih menjadi misteri, belum diketahui secara pasti. Namun demikian, menurut National Institute of Neurological Disorder and Stroke, seperti dikutip dari Womenshealthmag, Jumat (10/6/2016) para ahli menyatakan bahwa ada perpaduan genetik dan lingkungan yang memainkan peran besar anak terlahir autis. Faktor lingkungan yang seperti apa, ini masih belum bisa dijelaskan. Tetapi 7 hal ini sering dikambinghitamkan sebagai penyebab autis.

1. Tingkat asam folat
Asam folat berperan penting dalam perkembangan saraf bayi, tetapi penelitian terbaru dari Johns Hopskins Bloomberg School of Public Health menunjukkan terlalu banyak asam folat sama buruknya dengan kekurangan. Para peneliti menemukan jika seorang ibu hamil memiliki tingkat asam folat tinggi (empat kali asupan yang dianjurkan) anak bakal memiliki risiko dua kali lipat terkena autisme. Dosis yang dianjurkan untuk wanita usia subur adalah 400 mcg.

2. Kebiasaan makan
“Berdasarkan literatur saat ini, belum ada bukti kuat yang mendukung hubungan antara diet dan autisme," kata Nicole Van Groningen, M.D., internis dari NYU Langone Medical Center. Banyak orang tua dari anak autis menerapkan diet khusus seperti gluten dan bebas kasein bebas tapi ini tidak berarti bahwa autisme yang terjadi pada anak mereka disebabkan karena orang tua yang mengonsumsi gandum atau susu. "Anak-anak autis yang melakukan diet terbatas menjadi kurang gizi,"kata Van Groningen.

3. Vaksin
Gerakan antivaksin dipicu oleh klaim ilmiah pada tahun 1990-an, yang mendiskreditkan vaksin sebagai penyebab autisme (tanpa lisensi medis). Konsep yang salah ini pun masih diterima oleh sebagian orang tua. Pada tahun 2011, Institute of Medicine melaporkan vaksin pada dasarnya sangat aman. Pernyataan ini kemudian diperkuat dengan studi yang dikeluarkan oleh kajian ilmiah dari Disease Control and Prevention (CDC) yang juga menyatakan bahwa vaksin tidak menyebabkan autisme.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Pola pengasuhan orang tua

4. Pola pengasuhan orang tua
Menurut Van Groningen, tidak ada keterkaitan antara gaya pengasuhan dengan risiko autisme.

5. Faktor lingkungan sebagai penyebab satu-satunya
Faktor lingkungan, seperti paparan polutan, bahan kimia seperti pthalates, atau obat-obatan tertentu bukanlah satu-satunya penyebab. Masih ada faktor lain yang memainkan peran lebih besar yakni faktor genetik. Misalnya, anak laki-laki empat kali lebih mungkin terkena autisme dibandingkan anak perempuan. Dan keluarga yang memiliki satu anak dengan autisme mempunyai risiko memiliki anak lain dengan gangguan tersebut. "Ada juga banyak hubungan antara autisme dan gangguan genetik lainnya, seperti lemahnya sindroma Rett atau sindrom X "jelas Van Groningen.

6. Mengonsumsi obat antidepresi selama hamil
Tahun lalu, sebuah studi observasi kecil menunjukkan hubungan antara penggunaan antidepresan (SSRI) selama kehamilan dan risiko autisme. "Namun hasil ini belum valid," kata Van Groningen. Belum ada bukti cukup kuat yang menunjukkan hubungan antara antidepresan dan autisme.

7. Membiarkan anak menonton televisi terlalu banyak
"Tidak ada bukti apa pun yang mendukung gagasan membiarkan anak menonton televisi lebih lama bisa menyebabkan autisme,"kata Van Groningen. Namun, setelah anak terdiagnosis autisme, langkah itu ide merupakan yang baik. Batasi waktu menonton televisi, dan perbanyaklah kegiatan yang lebih interaktif, pesan Van Groningen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.