Sukses

Begini Kondisi Tubuh Saat Kita Tidur

Studi terbaru menunjukkan bahwa ketika kita tidur, otak melakukan tugas-tugas rumah tangga penting.

Liputan6.com, Jakarta Studi terbaru menunjukkan bahwa ketika kita terlelap, otak melakukan tugas-tugas rumah tangga penting yakni membersihkan "puing-puing" dari pekerjaan sehari-hari dan membantu mengatur ulang serta mengembalikan jaringan saraf sehingga siap untuk beroperasi -kembali pada kapasitas penuh ketika kita bangun.

Oleh karena itu, seseorang yang kurang tidur menghilangkan kesempatan otak untuk melakukan hal-hal di atas.

Seperti dikutip dalam laman Time, dalam sebuah penelitian kecil yang dipublikasikan dalam Jurnal Radiologi, tim peneliti Cina dan Eropa melaporkan analisis yang lebih rinci tentang bagaimana kurang tidur dapat mempengaruhi saraf otak yang mengatur kognitif, emosi, dan sensorik.

Para peneliti membandingkan gambar otak dari 23 orang dengan insomnia dan 30 orang pembanding dengan tidur normal. Sel-sel saraf yang dilapisi protein khusus yang disebut myelin yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengirim sinyal, diberi tanda dengan materi putih.

Orang dengan insomnia memiliki perbedaan pada bagian tertentu dari otak yang terhubung dengan myelin. Shumei Li dari Guangdong No. 2 Provincial People’s Hospital dan rekannya membandingkan fungsi materi putih di antara orang dengan insomnia dan mereka yang tidur dengan baik.

Mereka menemukan bahwa orang dengan insomnia pada kurang memiliki hubungan yang signifikan dengan myelin, terutama antara daerah yang mengontrol tidur dan terjaga, daripada mereka yang tidak insomnia.

Li berspekulasi bahwa gangguan sinyal di antara wilayah ini dipicu oleh penipisan myelin yang mengelilingi neuron.

Bahkan, berdasarkan analisis para ahli, 83 persen atau lima dari enam saluran saraf utama orang dengan insomnia, berkurang fungsinya. Sebagian besar terkonsentrasi di bagian kanan otak, di mana emosi, fungsi berpikir, informasi sensorik seperti penglihatan, penciuman, dan sentuhan diproses.

Li mengatakan perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menjelaskan apa yang menyebabkan perbedaan otak pada orang dengan insomnia dengan orang dengan tidur baik. Namun hasil penelitian ini masih merupakan titik awal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini